This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 20 Januari 2021

Makalah Ilmu Budaya Dasar

 

 


Kata pengantar

 

Segala puji bagi allah tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq dan hidiyah Nya  maha siswa dapat mnyelesaikan makalah yang berjudul “pemhaman tentang konsep ilmu budaya dasar dalam karya sastra dan seni rupa serta problematikanya kaitannya dengan islam”.  holawat dan salam semoga tetap tercurahkan atas pembina manusia yaitu nabi muhammad SAW .

Dalam makalah ini mahasiswa mendpatkan reprensi dari buku dan artikel artikel yang membantu selesainya makalah ini akhir kata semoga makalah ini bermanpaat bagi pembaca dan penulis , namun dalam pembutan makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sipatnya membangun demi perbaikan ke arah kesempurnaan dan pada akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih .

 

 

 

 

Anjani,11 Oktober 2014

 

 

Penulis


 

Daftar isi

 

 

Kata pengantar............................................................................................................. 1

Daftar isi....................................................................................................................... 2

Bab I Pendahuluan....................................................................................................... 3

a.       Latar belakang.................................................................................................. 3

b.      Tujuan dan manfaat.......................................................................................... 3

Bab II Rumusan Masalah............................................................................................. 4

Bab III Pembahasan..................................................................................................... 5

Seni dalam Ilmu Budaya Dasar.................................................................................... 5

a.       Pengertian sastra............................................................................................... 6

b.      Pengertian seni.................................................................................................. 7

c.       Seni dalam pandangan islam............................................................................ 8

Bab IV penutup............................................................................................................ 10

a.       Kesimpulan....................................................................................................... 10

b.      Saran................................................................................................................. 10

Daftar pustaka.............................................................................................................. 11    


 

BAB I

Pendahuluan

A.    Latar belakang

 Ilmu budaya dasar merupakan ilmu pengetahuan  yang mempelajari dasar-dasar budaya masyarakat dalam suatu bangsa dan negara. Kajian tentang ilmu budaya dasar ini bertujuan untuk dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep manusia di dalam kehidupan.

Budaya merupakan hasil masyarakat dengan semua tingkah lakunya yang di tetapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sulman sumajar sumardi mendefinisikan budaya sebagai hasil karya, rasa, cipta masyarakat.

 Konsep ilmu budaya dasar dalam karya sastra dan seni rupa serta problematika kaitannya dengan islam merupakan  konsep budaya hidup masyarakat yang di tetapkan menjadi sebuah tingkah laku yang terus menerus yang selalu berdampingan dengan sebuah keindahan yaitu seni rupa namun masalah yang di timbulkan ataupun yang nampak terkadang bertentangan dengan norma agama yang di anut oleh masyarakat terutama agama islam yaitu agama yang fitrah bagi manusia.

 Keindahan yang di timbulkan oleh masyarakat yang di sebut seni rupa maupun karya sastra merupakan kebanggaan masyarakat yang perlu di jaga dan di pelihara namun gejala yang timbul akan terlihat jelas bila di kaitkan dengan agama yang masalah ini membutuhkan perbaikan bila bertentangan dengan norma agama yang khususnya agama islam.

B.     manfaat dan tujuan

manfaat yang bisa kita petik dalam makalah ini yaitu bisa mengenal ragam budaya dasar yang kaitannya dengan keindahan baik seni rupa maupun karya sastra yang berhubungan dengan agama islam

Makalah ini di tulis dengan harapan agar mampu memberikan gambaran tentang konsep IBD dalam karya sastra dan seni rupa serta hal-hal yang di timbulkan bila di kaitkan dengan agama.


 

BAB II

Rumusan Masalah

Dalam makalah ini dapat di rumuskan beberapa masalah yang akan di bahas selanjutnya, antara lain:

1.      apa penjelasan konsep IBD dalam karya sastra dan seni rupa ?

2.      apa penjelasan karya sastra dan seni rupa ?

3.      bagaimana problematika yang di timbulkan karyasastra dan seni rupa dalam pandangan  islam ?


 

BAB III

Pembahasan

 

Seni dalam Ilmu Budaya Dasar

Kebudayaan di ciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi, manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi dari rasa indah (seni rasa indah).

Kesenian bagian kecil dari kebudayaan. Kesenian merupakan kelanjutan dari kebudayaan. Pada umumnya, kesenian dapat dinikmati oleh manusia melalui dua macamindranya,yaitu indera mata dan indera telinga,atau keduanya secara serentak.Keindahan dalam hubungannya dengan kedua macam indera itu,dibedakan atas tiga macam yaitu : Seni Rupa, Seni suara, dan Seni pertunjukan.

Karya seni kita katakan memberikan keindahan kepada manusia dan meyugukan ide-ide baru yang harus dimengerti dan mungkin direnungkan atupun ada yang harus di bahas kehebatan isinya

Kesenian dapat memberikan suguhan bagi kehidupan kejiwaan orang karena yang menjadi sasaran atau objeknya kehidupan alam luas dan kehidupan manusia, individual, maupun kelompok, serta nilai-nilai dan sebagainya.

 

a. Fungsi seni / kesenia artinya hasil pengamatan orang terhadap apa yang dapat diberikan oleh karya-karya kesenian bagi kehidupan manusia;

1.      Memberikan rasa keindahan

2.      Memberikan tunjangan dan bantuan untuk memberi warna indah dari karya-karya         yang non seni.

 b.hubungan antara seni seni dengan ilmu budaya dasar

Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.

Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :

1. kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .

2. Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .

3. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakan

 

A. Pengertian sastra

Sastra memiliki peranan lebih penting dengan alasan bahwa sastra mempergunakan bahasa. Sementara  itu, bahasa mempunyai kemampuan penting untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Bahasa di gunakan untuk memahami alam semesta, dirinya sendiri, masyarakat sekitar bersama lingkungan. Dengan bahasa itu lahirlah ilmu pengetahuan di antaranya ilmu sosial. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.

Secara etimologis kata sastra berasal dari bahasa sansekerta, dibentuk dari akar kata sas- yang berarti mengarahkan, mengajar dan memberi petunjuk. Akhiran –tra yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk..Secara harfiah kata sastra berarti huruf, tulisan atau karangan. Kata sastra ini kemudian diberi imbuhan su- (dari bahasa Jawa) yang berarti baik atau indah, yakni baik isinya dan indah bahasanya. Selanjutnya, kata susastra diberi imbuhan gabungan ke-an sehingga menjadi kesusastraan yang berarti nilai hal atau tentang buku-buku yang baik isinya dan indah bahasanya.Selain pengertian istilah atau kata sastra di atas, dapat juga dikemukakan batasan / defenisi dalam berbagai konteks pernyataan yang berbeda satu sama lain.

 Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa sastra itu bukan hanya sekedar istilah yang menyebut fenomena yang sederhana dan gampang. Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya berdasarkan aktivitas manusia yang tanpa mempertimbangkan budaya suku maupun bangsa.

Sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati. Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan sastra. Sedang orang lain dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan cara mendengar atau membacanya.Batasan sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan.

Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauhdari dunia ide.ARISTOTELES murid PLATO memberi batasan sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut kaum formalisme Rusia, sastra adalah sebagai gubahan bahasayang bermaterikan kata-kata dan bersumber dari imajinasi atau emosi pengarang. Rene Welleck dan Austin Warren, memberi defenisi bahasa dalam tiga hal :

1. Segala sesuatu yang tertulis

2. Segala sesuatu yang tertulis dan yang menjadi buku terkenal, baik dari segi isi maupun bentuk kesusastraannya

3. Sebagai karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan dan bermediumkan bahasa.

 

B. PENGERTIAN SENI

Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman.

Memang dahulu belum ada pembedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian itu ternyata tidak hanya terdapat di India dan Indonesia saja, juga terdapat di Barat pada masa lampau.

Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa.

Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi l’arte (Italia), l’art (Perancis), elarte (Spanyol), dan art (Inggris), dan bersamaan dengan itu isinyapun berkembangan sedikit demi sedikit kearah pengertiannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain, orang Jerman menyebut seni dengan die Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang berasal dari akar kata yang lain walaupun dengan pengertian yang sama. (Bahasa Jerman juga mengenal istilah die Art, yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga dapat dikembalikan kepada asal mula pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die Kunst-lah yang diangkat untuk istilah kegiatan itu).

Dari dulu sampai sekarang karya sastra tidak pernah pudar dan mati. Dalam kenyataan karya sastra dapat dipakai untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Karya sastra dapat memberikan pencerahan pada masyarakat modern. ketangguhan yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Di satu pihak, melalui karya sastra, masyarakat dapat menyadari masalah-masalah penting dalam diri mereka dan menyadari bahwa merekalah yang bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka sendiri.

Sastra dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir dan berbuat demi pengembangan dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sastra mendorong orang untuk menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.

Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.

Sastra tidak hanya melembutkan hati tapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih kita kepada sesama dan kepada sang pencipta. Dengan sastra manusia dapat mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu jauh lebih indah dan mempesona.

 

c. seni dalam pandangan islam

Islam adalah agama yang mengatur hubungan antara manusia denganTuhan, sesama manusia dan alam, berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnahdisamping Ijtihad . Sepanjang menyangkut kebudayaan dan kesenianaturan dapat berubah-ubah sehingga kendala pada umumnya dapatdiatasi setelah timbul permasalahan. Meskipun demikian dalam berbagaikegiatan manusia akhirnya antara Islam dan kebudayaan, atau kesenian,saling berhubungan. Dari hubungan  tersebut lahirlah kebudayaan ataukesenian yang dijiwai dan diwarnai Islam. Kesenian atau seni adalahmanifestasi dari kebudayaan sebagai hasil karya cipta manusia yangmeliputi seni tari, seni musik, seni drama, seni rupa, dan lain-lain.

Pada awalnya bentuk kesenian Islam dari perpaduan beberapa kebudayaanTimur Tengah, tidak begitu jelas namun melalui toleransi umat Islamlahirlah karya seni berkonsep Islam dari penyempurnaan seni sebelum-nya. Seni yang murni lahir dari ajaran Islam adalah seni bangunan(masjid) dan seni tulis indah (kaligrafi).

Pada dasarnya Islam merestui setiap karya yang sejalan dengan ajarannya, namun melarangnya jika menyimpang. Karya-karya tersebut merupakan pengungkapkan pandangan hidup yang khas sesuai dengan prespektif akan norma dannilai-nilai keislaman.Agama Islam tidak memberikan atau maenggariskan teori dan ajaran yang rinci tentang seni dengan bentuk-bentuknya, sehingga belum memiliki ‘batasan’ tentang seni Islam yang diterima semuapihak. Meskipun demikian SeyyedH. Nasr telah memberikan ciri-cirinya, yaitu bahwa:Seni Islam  merupakan hasil daripengamatan Ke-esaan pada bidang keanekaragaman yang merefleksikan Ke-Esaan Illahi, kebergantungan keanekaragaman kepada Tuhan Yang Maha Esa,kesementaraan dunia dan kualitas-kualitas positif dari eksistensi kosmos atau makhluksebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an.

Seni sebagai bahasa universal diharapkan mampu dijadikan saranauntuk mengajak berbuat baik(ma’ruf), dan mencegah perbuatan tercela ( munkar) serta membangunkehidupan yang berkeadaban danbermoral. Di samping itu diharap-kan dapat mengembangkan danmenumbuhkan perasaan halus,keindahan dan kebenaran menujukeseimbangan ‘material-spiritual’.Dengan demikian seni mampu ber-peran dalam memenuhi kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani, serta dapat memberi ke-puasan secara fisik dan psikis.

Secara khusus seni yang bernafaskan Islam dasar pemikirannyaadalah niat beribadah dan keikhlasan pengabdian kepada Allah,dengan mengakomodasi nilaitradisi budaya lokal. Setelah mama-hami alam semesta dan qira’ah  Alquran, penciptaan karya seni dilandasi oleh kretifitas dan rasa estetis,logis, etis, serta azas manfaat. Kemudian dirumuskan konsep dan gagasan serta dipertimbangkan tekhnis pelaksanaannya hingga terwujudnya sebuah karya..


 

BAB IV

Penutup

 

a.       kesimpulan

Kebudayaan di ciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi, manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi dari rasa indah (seni rasa indah).

Pengertian sastra Secara etimologis kata sastra berasal dari bahasa sansekerta, dibentuk dari akar kata sas- yang berarti mengarahkan, mengajar dan memberi petunjuk. Akhiran –tra yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk.

Pengertian  seni atau art merupakan hasil karya manusia yang bersifat indah sebagaimana dalam definisinya yaitu seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif.

Begitu pula seni yang dihasilkan merupakan ekspresi syukur  dan  dzikir sebagai  rahmatan lil’alamin. Karya seni yang bernafaskanIslam mengandung makna sim-bolik kesaksian  La illaha ilallah, muhammadarusullullah, denganmuatan kebenaran, kebaikan dan keindahan. Konsepsi  tauhid ,  aqidahdan  akhlaq  telah menjadi penyem purnaan dan pengarah nilai-nilaipositif bagi proses berkarya seni.Oleh karena itu diperlukan upaya terpadu yang lebih terbuka dengan wawasan yang tidak terbatas pada kajian kasat mata, namun juga pada sesuatu spiritualitas transenden. Dengan tujuan untuk mencapai kreatifitas dan kesadaran akan Yang Maha Benar, Yang Maha Baik dan Yang Maha Indah, Wallahu‘alam bishshawab

b.      saran

adapun dalam pembuatan maklah ini saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik, kita harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat di lakukan salah satunya dengan mempelajari makalah ini. Mudah mudahan makalah ini dapat bermamfaat untuk kita ke depannya amin.


 

Daftar pustaka

Mawardi Drs. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar. CV Pustaka Setia, Bandung 2007

Ebook  01-tsaqafa-Nanang-Rizali-kedudukan-seni-dalam-islam

Ebook  bab3-konsepsi_ilmu_budaya_dasar_dalam_kesustraan

 

 

 

Jumat, 13 Januari 2017

Makalah "KEMITRAAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM"

KEMITRAAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

A.    Latar Belakang
Perubahan paradigma dalam hal hubungan keluarga, sekolah dan masyarakat terjadi seiring perubahan yang terjadi di dunia pendidikan sebagai akibat dari berubahnya norma dan pranata masyarakat sebagai akibat dari perubahan zaman. Globalisasi, dengan revolusi informasi dan teknologinya, membuat dunia serasa semakin kecil. Batasan waktu dan ruang hamper tidak ada lagi. Arus informasi mengalir bebas dari satu belahan bumi ke belahan bumi lainnya.

                      Perubahan dan perkembangan ini menggeser paradigma lama dalam hal hubungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dalam paradigma lama, keluarga, sekolah dan masyarakat dianggap sebagai institusi yang terpisah-pisah. Oleh karena itu, masyarakat ikut campur tangan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Apalagi sampai masuk ke wilayah kewenangan professional guru. Sebaliknya, dewasa ini dalam batas-batas tertentu, anggapan semacam itu tidak lagi berlaku. Keluarga berhak mengetahui apasaja yang diajarkan kepada anak. Dengan metode apa anak diajar. Disinilah hubungan antara keluarga dan sekolah mulai terjalin. Masyarakat pun berhak mengetahui apa yang terjadi di sekolah, bisa memberikan sumbang saran untuk peningkatan mutu pendidikan. Dari sinilah terjadi hubungan resiprokal saling mengisi dan saling member antara sekolah, keluarga dan masyarakat. Hubungan resiprokal ini selanjutnya berkembang menjadi hubungan kemitraan. Kemitraan perlu ditumbuhkan, dikembangkan dan dipelihara karena aadanya masalah dan tantangan yang dihadapi dalam upaya untuk memberikan pendidikan berkualitas prima.

Kompleksitas masalah yang melingkupi dunia pendidikan sebagai akibat dari perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat membuat tidak ada satu pihak pun yang bisa memahami dan menyelesaikan masalah yang ada seorang diri. Tidak ada lagi single fighter yang bisa mengatasi semua masalah yang ada. Pergeseran peran utama pemerintah dan swasta sebagai pemasok utama ke masyarakat membuat kemitraan semakin nyata urgensinya. Pemerintah dan swasta tidak bisa lagi berperan sebagai satu-satunya yang menyediakan, menyelenggarakan dan mengawasi keberlangsungan pendidikan karena keterbatasan sumber-sumber daya yang dimiliki.[1]
                        Kemitraan adalah solusi untuk mengatasi masalah kelangkaan dan distribusi sumberdaya di semua pihak. Kemitraan memungkinkan terjadinya sinergi untuk mencapai tujuan bersama. Ketika kita, pada satu sisi mengharapkan tersedianya pendidikan dengan kualitas prima sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, mustahil kalau kita, keluarga dan masyarakat, hanya menumpukan beban di pundak sekolah dan penyelenggara persekolahan. Tuntutan akan tersedianya pendidikan berkualitas prima baru bisa dipenuhi manakala terjadi hubungan resiprokal aktif interaktif antara sekolah, keluarga dan masyarakat dalam konteks pemberdayaan.

Dalam konteks masa kini, partisipasi keluarga dan masyarakat dalam pendidikan tidak bisa lagi dipandang hanya sebatas kewajiban. Partisipasi masyarakat kini adalah hak. Karena sifatnya adalah hak, maka masyarakat seharusnya menuntut dirinya untuk menjalankan haknya dengan melibatkan diri dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Hubungan resiprokal sekolah, keluarga dan masyrakat diwujudkan dalam banyak hal. Ada yang bersinggungan langsung dengan proses pendidikan di sekolah. Ada yang tidak bersinggungan langsung dengan proses pendidikan di sekolah. Salah satu aplikasi bentuk kemitraan adalah komite sekolah. 

B.     Pengertian Kemitraan
Secara etimologis, kata atau istilah kemitraan adalah kata turunan dari kata dasar mitra. Mitra, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya teman, sahabat, kawan kerja. Visualsynonim, kamus online memberikan definisi yang sangat bagus mengenai kemitraan. Kemitraan diartikan sebagai hubungan kooperatif antara orang atau kelompok orang yang sepakat untuk berbagi tanggung jawab untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan.


                 Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam modul pemberdayaan Komite Sekolah menjelaskan bahwa yang dimaksud kemitraan dalam konteks hubungan resiprokal antara sekolah, keluarga dan masyarakat kemitraan bukan sekedar sekumpulan aturan main yang tertulis dan formal atau suatu kontrak kerja melainkan lebih menunjukkan perilaku hubungan yang bersifat intim antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak saling membantu untuk mencapai tujuan bersama.

                        Dari definisi-definisi diatas kita bisa mengetahui bahwa hakikat kemitraan adalah adanya keinginan untuk berbagi tanggungjawab yang diwujudkan melalui perilaku hubungan dimana semua pihak yang terlibat saling bantu-membantu untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kemitraan yang berlaku adalah prinsip egaliter. Masing-masing pihak yang bermitra memiliki posisi dan tanggung jawab yang sama. Hubungan atasan-bawahan tidak berlaku dalam konteks kemitraan. Masing-masing menjalankan fungsi dan perannya sesuai dengan tugas dan batas-batas wewenang yang dimiliki.

                                    Selain berkaitan dengan fungsi dan peran masing-masing dalam kemitraan, dalam kemitraan tercakup dimensi kepentingan yang dijadikan andalan. Model kemitraan mengandalkan pada kepentingan pribadi orangtua dan anggota masyarakat yang mau tidak mau membuat mereka berpartisipasi dalam aktifitas yang berkaitan dengan sekolah. Kemitraan memandang semua pihak yang memiliki kepentingan terhadap sekolah merupakan pihak yang dapat didayagunakan dan mampu membantu sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam kemitraan. Grant (1979:128) mengingatkan bahwa kemitraan tidak boleh mengabaikan prinsip akuntabilitas dan kemandirian. Dalam hal menumbuhkan kemandirian, secara eksplisit Grant menganjurkan agar setelah terbentuknya kelompok kemitraan masing-masing anggota harus menjaga kentralan khususnya dalam segi politik.

C.    Konsep Kemitraan
Konsep kemitraan sekolah adalah lembaga mandiri yang dibentuk berrdasarkan prakarsa masyarakat yang peduli pendidikan, bukan didasarkan pada arahan atau instruksi dari lembaga pemerintahan dengan menganut prinsip transparan, akuntabel, dan demokratis. Kebijakan tentang pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah sebenarnya bukan hanya lahir secara intern dari Departemen Pendidikan Nasional, melainkan justru lahir dari Bappenas, dalam bentuk UU Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000 – 2004. Amanat UU itulah yang kemudian ditindaklanjuti oleh Mendiknas dengan Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. eksistensi dan posisi Komite Sekolah menjadi semakin kokoh karena adanya payung hukum Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 tersebut kemudian diakomodasi ke dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya dalam Pasal 56.

Komite Sekolah adalah lembaga mandiri sebagai wadah yang memiliki kekuatan hukum untuk menampung dan mewujudkan partisipasi keluarga dan masyarakat dalam pendidikan. Namun demikian, perlu dipahami apa sebenarnya makna dari Komite Sekolah sebagai lembaga mandiri dan dari segi apa saja dia mandiri. Untuk menjelaskan hal ini, Suparlan, dalam artikel yang dimuat di blog mengatakan bahwa kemandirian ini sama sekali tidak terkait dengan anggaran atau subsidi. Kemandirian Komite Sekolah sebenarnya terkait dengan dua hal penting. Pertama, terkait dengan status dan kedudukan Komite Sekolah itu sendiri. Dia tidak menjadi subordinasi (bawahan) dari lembaga lain, khususnya dari lembaga birokrasi.

Yang penting kedua adalah pelaksanaan peran dan fungsinya, yang sudah barang tentu tidak sama atau tidak tumpang tindih dengan peran dan fungsi lembaga lain. Dengan demikian, peran dan fungsi Komite Sekolah tidak dapat didekte oleh lembaga lain. Dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil masyrakat, komite tidak berada di bawah kendali sekolah ataupun kepala sekolah. Sebagai lembaga perwakilan masyarakat Komite Sekolah merupakan dan menjadi jembatan antara keluarga, masyarakat dan sekolah. Tugas yang dilakukan komite adalah tugas koordinatif dan pengawasan.

Namun demikian, pada beberapa kasus, komite sekolah tidak bisa mendudukkan peran dan fungsinya dalam pelaksanaan tugas sehingga bertindak sebagai atasan sekolah. Komite berusaha mengendalikan dan turut campur terlalu dalam pada persoalan-persoalan teknis profesional bidang pendidikan.

           Sebaliknya, ada komite yang terlalu lemah sehingga dia hanya diperankan sebagai subordinasi sekolah atau kepala sekolah. Hal ini terjadi karena, selain tidak mengerti tugas dan fungsinya, perekrutan anggota komite ditentukan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah yang menentukan siapa saja yang “layak” duduk sebagai anggota komite karena kepentingan tertentu. Pada kondisi semacam ini, komite sekolah hanya berfungsi tak ubahnya sebagai “tukang stempel” kebijakan yang dibuat oleh sekolah.

Kelemahan dan ketimpangan seperti ini merupakan sebuah keprihatinan yang harus segera diupayakan pemecahannya meskipun hal ini sifatnya kasuistis. Ketika Komite Sekolah berada di bawah kendali atau menjadi bawahan sekolah atau kepala sekolah, sebenarnya saat itu juga partispasi dann kemitraan antara sekolah, keluarga dan masyarakat tidak pernah terjadi. Meskipun secara de facto dan de jure komite sekolah ada. Hubungan resiprokal interaktif tidak pernah terwujud. Keterwakilan orangtua dan masyarakat tidak pernah terlaksana.

D.    Model Kemitraan
Kemitraan dalam suatu lembaga banyak sekali,sehingga banyak di atur oleh pemerintah baik itu aturan berupa UU dan bisa di buat langsung oleh suatu lembaga yang mengaturnya,tergantung dengan kondisi yang ada dalam lembaga itu sendiri, disini di jelaskan tentang kemitran dalam kerjasama dan kemitraan dalam pembangunan.
1.      Kemitraan Dalam Kerjasama
Kemitraan dalam opersionalnya merupakan sebuah kerjasama antara orang atau kelompok orang yang berkomitmen untuk berbagi tanggungjawab untuk mencapai satu tujuan bersama-pendidikan yang bermutu bagi semua, terutama bagi golongan masyarakat miskin. Dalam kerjsama misalkan, terdapat berbagi jenjang:
a.       Jaringan (networking): berbagi informasi yang dapat membantu mitra untuk bekerja lebih baik.[2]
b.      Koordinasi (coordination): berbagi informasi, melakukan penyesuaian agar dapat mengakomodasi yang lain supaya tidak saling konflik.
c.       Kooperasi (cooperation): berbagi informasi, melakukan penyesuaian agar dapat mengakomodasi yang lain dan secara nyata ada beberapa aspek pekerjaan yang menjadi tanggungjawab masing-masing.
d.      Kolaborasi (collaboration): berbagi informasi, melakukan penyesuaian agar dapat mengakomodasi yang lain, beberapa aspek dari pekerjaan menjadi tanggung jawab masing-masing sesuai bidang keahlian dan akhirnya berbagi hasil bersama.
2.      Kemitraan Dalam Pembangunan
Pembangunan dalam suatu lembaga sangat di perlukan sehingga harus di perhatikan dengan baik,baik itu dalam kekompakan dengan anggota kerja yang lain dan seterusnya, Kemitraan dalam pembangunan diimplementasikan dengan berbagai macam prinsip, di anataranya:
a.       Partisipasi/Participation: Semua pihak memiliki kesempatan yang sama untuk menyatakan pendapat, memutuskan hal-hal yang menyangkut nasibnya dan bertanggung jawab atas semua keputusan yang telah diseakati bersama.
b.      Akseptasi/Acceptable: saling menerima dengan apa adanya dalam kesetaraan. Masing-masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri.
c.       Komunikasi/Communication: masing-masing pihak harus mau dan mampu mengkomunikasikan dirinya serta rencana kerjanya sehingga dapat dikoordinasikan dan disinergikan.
d.      Percaya/Trust: saling mempercayai dan dapat dipercaya untuk membina kerjasama. Di sini transparansi menjadi tuntutan dan tidak bisa ditawar.
e.       Berbagi/Share: semua yang terlibat dalam kemitraan harus mampu membagikan diri dan miliknya (waktu,”harta” dan kemampuan) untuk mencapai tujuan bersama.
[3]Implementasi di atas dalam kemitraan tidak serta merta menghilangkan masalah atau potensi masalah selama berjalannya proses dan hubungan kemitraan. Masalah akan selalu ada sebagai bagian dari dinamika zaman dan keadaan yang ada. Selain itu, para pelaku kemitraan yang adalah manusia-manusia yang memiliki keunikan dan dinamis itu sendiri sebenarnya merupakan potensi masalah. Perbedaan latar belakang, nilai-nilai, pengalaman hidup yang dimiliki bisa menimbulkan gesekan dengan sesama mitra. Namun demikian, implementasi ini akan sangat membantu tidak hanya meminimalisir potensi konflik tetapi juga membuat kemitraan bisa berjalan sesuai yang diharapkan dan menghasilkan sesuatu yang baik mutu pendidikan yang tinggi.

E. Kontribusi Keilmuan (Pendapat Pemakalah)
Komite Sekolah sebagai lembaga mandiri yang dibentuk atas dasar inisiatif masyarakat memiliki peran dan fungsi sangat penting dalam pendidikan. Ia adalah bentuk partisipasi langsung sekaligus menjadi wadah bagi keluarga dan masyarakat untuk berpartispasi dalam upaya penyediaan layanan pendidikan dengan berkualitas tinggi bagi semua terutama untuk golongan misikin. Kedudukan sekolah, keluarga dan masyarakat yang dilembagakan dalam Komiite Sekolah adalah sama. Artinya, tidak ada pola hubungan kerja atasan-bawahan. Yang ada adalah mitra yang sama-sama memiliki komitmen dan tanggung jawab bersama untuk menentukan tujuan bersama. Dalam pola kemitraan yang sifatnya sukarela tetapi sekaligus hak, prinsip yang  diterapkan adalah prinsip egaliter.
Kesetaraan dalam kemitraan diimplementasikan dalam prinsip yang telah di jelaskan di atas dimana setiap orang memiliki partisipasi sesuai dengan kemampuannya, satu sama lain bisa saling
menerima, yang bisa saling mengomunikasikan diri dan rencanya, direkatkan oleh rasa saling percaya juga kemauan untuk saling berbagi kemampuan, waktu dan “harta” untuk mencapai tujuan bersama.

1.      Daftar Pustaka

              Abdul Jawwad. 2003. Menjadi Manajer Sukses. Jakarta: Era Intermedia.
Baharuddin dan Umiarso. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam, antara Teori dan Praktik.  Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Departemen Agama RI. 2011. Al-Alquran Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka Al- Hidayah. Banten: Kalim.
Hamka. 1980. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Kayo, Khatib Pahlawan. 2005. Kepemimpinan Islam dan Da’wah. Jakarta: Amzah.
Multitama comunication 2007 The Power of Leader: Potret Kepemimpinan Islam yang Diteladani dan Dinantikan. Akbar Media Eka Sarana.
Pambayun, Ellys Lestari. 2012. Communication Quotient. Kecerdasan Komunikasi dalam Pendekatan Emosional dan Spiritual. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Qomar, Mujamil. 2008. Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.
Rosyadi, Dusi dkk. (Penerjemah). 2008. Tafsir Al-Qurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam.





             [1] Abdul Jawwad. 2003. Menjadi Manajer Sukses. Jakarta: Era Intermedia.
Baharuddin dan Umiarso. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam, antara Teori dan Praktik.  Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

[2] Kayo, Khatib Pahlawan. 2005. Kepemimpinan Islam dan Da’wah. Jakarta: Amzah.
Multitama comunication 2007 The Power of Leader: Potret Kepemimpinan Islam yang Diteladani dan Dinantikan. Akbar Media Eka Sarana.

[3] Pambayun, Ellys Lestari. 2012. Communication Quotient. Kecerdasan Komunikasi dalam Pendekatan Emosional dan Spiritual. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Qomar, Mujamil. 2008. Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.
Rosyadi, Dusi dkk. (Penerjemah). 2008. Tafsir Al-Qurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam.