This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 15 Desember 2016

Makalah Hadits Tarbawi : Hadits tentang metode metode pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal maddah”, bahwa metode jauh lebih penting disbanding materi, karena sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak.. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan.  Apa yang dilakukan Rasulullah SAW saat menyampaikan wahyu Allah kepada para sahabatnya bisa kita teladani,  karena Rasul saw. sejak awal sudah   mengimplementasikan metode pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul saw. sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik. Rasulullah saw. juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang, sehingga beliau mampu menjadikan mereka suka cita, baik meterial maupun spiritual, beliau senantiasa mengajak orang untuk mendekati Allah swt. dan syari’at-Nya.

B.     RUMUSAN MASLAH
1.      Apa pengertian metode?
2.      Apa saja hadist tentang metode-metode pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN METODE
Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode berasal dari dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui dan hodos berrti “jalan” atau “cara”. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan dalam bahasa Inggris metode disebut method yang berarti cara dalam bahasa Indonesia.
Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yang beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah disandingkan dengan kata pendidikan atau pengajaran diantaranya :
1.      Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
  1. Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur.
  2. Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar merupaka alat untuk menciptakan proses pembelajaran.
  3. Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar bermakna segala kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, cirri-ciri perkembangan muridnya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan menolong murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.


Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian metode di atas, beberapa hal yang harus ada dalam metode adalah :
  • Adanya tujuan yang hendak dicapai
  • Adanya aktivitas untuk mencapai tujuan
  • Aktivitas itu terjadi saat proses pembelaran berlangsung
  • Adanya perubahan tingkah laku setelah aktivitas itu dilakukan.

Ada istilah lain yang dalam pendidikan yang mengandung makna berdekatan dengan metode, yaitu pendekatan dan teknik/strategi. Pendekatan merupakan pandangan falsafi terhadap subject matter yang harus diajarkan dapat juga diartikan sebagai pedoman mengajar yang bersifat realistis/konseptual. Sedangkan teknik/strategi adalah siasat atau cara penyajian yang dikuasai pendidik dalam mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas, agar bahan pelajaran dapat dipahami dan digunakan dengan baik.

B.     HADIST TENTANG METODE-METODE PENDIDIKAN
1.      Metode peragaan dan demonstrasi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَافِلُ اليَتِيْمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى
(رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a , Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : orang yang menanggung hidup anak yatim atau yang lainnya, maka saya ( Nabi) dan dia seperti ini di dalam syurga dan Imam Malik mengisyaratkan seperti jari telenjuk dan tengah (HR. Imam Muslim)

Terjemah perkata:
:كَافِلُ اليَتِيْمِ  orang yang menanggung hidup anak yatim.
أَشَار :mengisyaratkan.
بِالسَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى :Jari telunjuk dan jari tengah
Pembahasan :
Dari hadist diatas yang dimaksud dengan   ( كَافِلُ اليَتِيْمِ) adalah mencukupi segala kebutuhannya mulai dari nafakah, pakaian, pendidikan sekolah dan bertanggung jawab atas baik buruknya adabnya. Hal yang demikian ini mendapatkan keuatamaan baik dari hartanya sendiri maupun harta anak yatimtersebut dengan menjadi walinya ini.
Maksud dari أَوْ لِغَيْره yaitu orang terdekatnya seperti kakek, nenek, ibu, saudara laki-laki, saudara perempuan, paman dari ayah, paman dari ibu bibi dari ibu dan orang lain.
Analisis :
Pada hadist diatas menerangkan tentang hubungan kedekatan Rasulullah dengan orang yang memelihara anak yatim. Rasulullah SAW mendemonstrasikan juga dengan jari beliau. Beliau menerangkan kepada para sahabat bahwa kedudukan beliau dengan orang yang memelihara anak yatim di surga begitu dekat, seperti kedekatan jari tengah dan jari telunjuk.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini, para pendidik dianjurkan sekali untuk bisa meneladani Rasulullah SAW dalam menjelaskan pelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam metode pengajarannnya. Metode peraga ini sekarang lebih dikenal dengan sebutan media pendidikan. Media pendidkan adalah suatu benda yang dapat dindrai, khususnya penglihatan dan pendengaran baik yang terdapat dalam maupun luar kelas yang digunakan sebagai alat bantu penghubung dalam proses pembelajaran. Media pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa. Media pendidikan mengandung beberapa beberapa aspek-aspek yaitu sebagai alat atau sebagai teknik yang berkaitan erat dengan metode pengajaran.
2.      Metode cerita dan kisah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌ يَمْشِي فَشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مِنْهَا ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا وَهُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَـأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ فَقَالَ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلَ الَّذِي بَلَغَ بِي فَمَلاَ حُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيْهِ ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لّهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوْا يَارَسُوْلُ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَائِمِ أَجْرًا قَالَ فِي كَلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرُ (رواه البخارى)
 Dari Abu Hurairah r.a, Ia berkata sesungguhnya Rasululllah SAW bersabda : “Ketika seorang laki-laki sedang berjalan-jalan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidahnya ia menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata : anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian masuk kesumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni, sahabat bertanya wahai Rasulullah: adakah kita mendapat pahala karena kita menolong hewan ? Nabi SAW menjawab : disetiap yang mempunyai limpa basah ada pahalanya”. (HR.Imam Bukhori)
Terjemahan perkata:
يَمْشِي :berjalan.
بِئْرًا :sumur.
الْعَطَشُ :haus.
أَجْرًا:pahala
Pembahasan :
Ketika seorang laki-laki sedang berjlan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali, kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidanya ia menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata: anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian masuk ke sumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil mengigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuninya.
Menurut Abdullah bin Dinar Allah memasukkan lelaki tersebut ke surga. Dari hadist ini mengajarkan kepada kita senantiasa saling menyayangi sesame makhluk Allah meskipun pada hewan yang diharamkan.

Analisis :
Hadist diatas menjelaskan bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan kesan yang mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk berbuat yang baik dan menjauhi hal yang buruk. Bahkan kaedah ini merupakan metode yang menarik yang mana sering dilakukan oleh Rasulullah dalam menyamapaikan ajaran islam. Teknik ini menjadikan penyampaian dari Rasulullah menarik sehingga menimbulkan minat dikalangan para sahabatnya.
Teknik bercerita ini adalah salah satu teknik yang baik untuk menerapkan aspek pembangunan insan karena didalamnya mencakup seluruh metodologi pendidikan yaitu pendidikan mental, akal, jasmani serta unsur-unsur yang ada dalam jiwa seseorang, pendidikan itu melalui teladan dan nasehat. Bukti terbaik dari metode ini adalah bagaimana setengah dari isi kandungan Al-Qur’an adalah tentang cerita atau kisah dalam penyamapaian ajarannya.
3.      Metode tanya jawab
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَارَسُوْلُ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ ؟ قَالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوْكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a Berkata : ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasul. Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya hormati? Beliau menjawab : “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian yang lebih dekat dan yang lebih dekat dengan kamu (HR. Muslim)
Terjemahan perkata:
رَجُلٌ:seorang laki-laki.
 أُمُّكَ:ibumu.
أَبُوْكَ:bapakmu
Pembahasan :
Seorang ibu di mata anak-anaknya merupakan satu-satunya figure yang paling berjasa dibanding lainnya, bagaimana tidak , karena dia telah susah payah mengandungnya selama Sembilan bulan, dalam suka dan duka, sehat maupun sakit, bayi yang masih berada dalam kandungan senantiasa dibawa kemana dia pergi dan berada, bahkan tidak jarang seorang ibu yang sedang mengandung muda sampai berbulan-bulan tidak mau makan nasi karena jika hal itu dia lakukan akan kembali keluar/muntah.
Imam An-Nawawi mengatakan bahwa,didalam hadist tersebut terdapat anjuran untuk berbuat baik kepada kerabat dekat, dan ibu adalah yang paling berhak mendapatkan itu, baru kemudian ayah dan kemudian kerabat yang paling dekat. Para ulama mengatakan bahwa sebab didahulukannya ibu adalah karena kelelahan, beban berat dan pengorbanannya di saat mengandung, melahirkan, menyusui, perawatan pendidikan dan dan lain sebagainya.

Analisis :
Dari penjelasan hadist diatas, Rasulullah menggunakan metode tanya jawab sebagai starategi pembelajarannya. Beliau sering menjawab pertanyaan dari sahabatnya ataupun sebaliknya. Metode tanya jawab ini sendiri ialah metode pembelajaran yang memungkinkan adanya komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik.sehingga komunikasi ini terlihat adanya timbal balik antara guru dengan siswa. Tujuan terpenting dari metode tanya jawab ini adalah para guru atau pendidik dapat mengetahui sejauhmana para murid dapat mengerti dan mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.
4.      Metode diskusi
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْمَظْلُوْمًا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُوْلُ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُوْمًا أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهٌ مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ
(رواه البخارى)
Dari Anas bin Malik ra, Ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda : “Tolonglah saudaramu yang dzalim maupun yang didzalimi. Mereka bertanya : “Wahai Rasulullah bagaimana jika menolong orang dzalim? Rasulullah menjawab : “tahanlah (hentikan) dia dan kembalikan dari kedzaliman, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan kepadanya (HR. Imam Bukhari)
Terjemahan perkata:
انْصُر:tolonglah.
ظَالِمًا أَوْمَظْلُوْمًا: yang zolim atau yang di zolimi.
كَيْفَ:bagaimana.
تَحْجُزُهُ:Hentikan dia
Pembahasan :
Dalam hadist diatas dijelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan kepada umatnya agar menolong saudaranya baik dalam keadaan dhalim atau madhlum (didzalimi).
Ibnu Bathal mengatakan : (النصر) menurut orang arab berarti (اعانة)  pertolongan, sungguh Rasulullah telah menjelaskan bahwa menolong orang yang dzalim itu caranya dengan mencegah dari berbuat aniaya karena jika engkau tidak mencegahnya, maka dia akan melakukan perbuatan aniaya hingga di qishas. Pencegahan yang kamu lakukan dengan cara mengqishasnya itu juga bisa dikatakan menolong orang yang beruat dzalim.

Analisis :
Diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi dan unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.
Jika ditelaah dari bebarapa riwayat hadist, Rasulullah adalah orang yang paling banyak melakukan diskusi. Metode diskusi ini sering dilakukan oleh Rasulullah bersama para sahabatnya untuk mencari kata sepakat. Tetapi walaupun Nabi sering melakukan dan membolehkan mendidik dengan metode diskusi akan tetapi dalam pelaksanaanya harus dilakukan dengan hikmah ataupun dengan bijak agar segala permasalahan dapat diselesaikan dengan baik dan tanpa ada permusuhan, karena metode diskusi berbeda dengan debat. Jika debat adalah perang argumentasi, beradu paham dan kemampuan persuasi dalam memenangkan pendapatnya sendiri. Maka dalam metode diskusi diharapkan semuanya memberi sumbangsih sehingga semua bisa paham dan dimengerti secara bersama.
5.      Metode ceramah
Metode ceramah adalah cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai.  Metode ceramah ini pernah dilakukan oleh Rasulullah ketika turun wahyu yang memerintahkan untuk dakwah secara terang-terangan, seperti hadits berikut:  
حَدَ ثَنَا قُتَيْبَة بْن سَعِيْدٌ وَزُهَيْرِبْن حَرْبِ، قَالَ، حَدَ ثَنَا جَرِيْرٌ، عَنْ عَبْدِ اْلمَا لِكِ بْن عُمَر، عَنْ مُوْسَى بْن طَلْحَة، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ، لَمَّاأَنْزَ لَتْ هَذِهِ الأَيَةِ "وَأَنْذِرعَشِيْرَ نَكَ اْلأَقْرَبِيْنَ" (الشعراء:125)، دَعَارَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قُرَيْسِيَّا، فَاجْتَمَعُوْا، فَعَمُّ وَخَصُّ. فَقَالَ، "يَابَنِيْ كَعَبْ بِنْ لُؤَيْ، أَنْقِذُوا أَنْفُسِكُمْ مِنَ النَّارِ. يَابَنِيْ مُرَةْ بْن كَعَبِ، أَنْقِذُوااَنْفَسِكُمْ مِنَ النَّارِ. يَابَنِيْ هَاشِمَ، أَنْقِذُوا أَنْفُسِكُمْ مِنَ النَّارِ. يَابَنِيْ عَبْدُ اْلمُطَلِبْ، اُنْقِذُوا أَنْفُسِكُمْ مِنَ النَّارِ. يَا فَا طِمَةُ، أَنْقِذِيْ أَنْفُسِكِ مِنَ النَّارِ، فَإِنِّيْ لَا أَمْلَكَ لَكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئَا. غَيْرَ أَنَّ لَكُمْ رَحِمًا سَا بِلُهَا بِبِلَا لِهَا. "   )رواه مسلم(
Artinya :
Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id dan Zuhair ibn Harb, berkata, “Menceritakan kepada kami Jarir, dari ‘Abdul Malik ibn ‘Umair, dari Musa ibn Thalhah, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Tatkala diturunkan ayat ini: “Dan peringatkanlah para kerabatmu yang terdekat(Q.S. Al-Syu’ara:125), maka Rasulullah SAW memanggil orang-orang Quraisy. Setelah meraka berkumpul, Rasulullah SAW berbicara secara umum dan khusus. Beliau bersabda, “Wahai Bani Ka’ab ibn Luaiy, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani ‘Abdi Syams, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani ‘Abdi Manaf, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari neraka!, wahai Fatimah, selamatkanlah dirimu dari neraka! Karena aku tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan Allah terhadap kalian. Aku hanya punya hubungan kekeluargaan dengan kalian yang akan aku sambung dengan sungguh-sungguh”. (H.R. Muslim )
a.       Penjelasan Hadits :
Hadits diatas diriwayatkan oleh tujuh orang perawi, adapun urutan perawi tersebut adalah sebagai berikut: periwayat ke-1 (sanad 6) adalah Abu Hurairah, periwayat ke-2 (sanad 5) adalah Musa ibn Thalhah, periwayat ke-3 (sanad 4) adalah Abdul Malik ibn Umar, periwayat ke-4 (sanad 3) adalah Jarir, periwayat ke-5 (sanad 2) adalah  Zuhair ibn Harb, periwayat ke-6 (sanad 1) adalah Qutaibah ibn Sa’id, dan periwayat ke-7 adalah Muslim yang juga berkedudukan sebagai Mukharij.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa menyampaikan suatu wahyu, atau mengajak orang lain untuk mengikuti ajaran yang telah ditentukan, bahkan memberi peringatan kepada siapapun dapat menggunakan metode ceramah. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW berbicara secara umum dan khusus dihadapan orang-orang Quraisy dengan tujuan mengajak orang-orang Quraisy dan lainnya untuk menyelamatkan diri dari neraka dengan usahanya sendiri, karena Rasulullah tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan Allah terhadap umatnya.
b.      Aspek Pendidikan
·         Menyampaikan ilmu kepada orang lain salah satu penyampaiaannya  adalah dengan metode ceramah
·         Dengan metode ceramah, murid atau orang yang menerima ilmu itu, akan lebih merespon dengan mendengarkan apa yang seorang guru bicarakan dalam ceramahnya.
·         Dalam penyampaiannya, hendaklah seorang guru untuk mengemas materi yang ia akan sampaikan dengan tata bahasa yang baik dan mudah diterima oleh murid.
6.      Metode experimen
Metote eksperiman ialah cara pembelajaran dengan melakukan percobaan terhadap materi yang sedang dipelajari, setiap proses dan hasil percobaan itu diamati dengan seksama. Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu seperti ilmu alam, ilmu kimia, dan yang sejenisnya. Adapun hadits yang berkaitan dengan metode eksperiman, yaitu:
حَدَثَنَا قُتَيْبَةِ بْن سَعِيْد اَلْثَقَفِيْ وَ أَبُو كَامِلْ اَلْجَحْدَرِيْ- وَتَقَارَبَ فِيْ اللَفْظِ. وَهَذَا حَدِيْثُ قُتَيْبَة قَالَ، "حَدَثَنَا أَبُواعَوَانَةْ، عَنْ سِمَاكْ، عَنْ مُوْسَى بْن طَلْحَةَ، عَنْ أَبِيْهِ. قَالَ،"مَرَرْتُ مَحَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ بِقَوْمٍ عَلَى الرَؤْسِ النَّخْلِ. فَقَالَ،"مَايَصْنَحُ هَؤُلَاءِ؟ فَقَالُوْا،"يَلْقِحُوْنَهُ، يَجْعَلُوْنَ الذَ كَرَفِيْ اْلأُنْثَى، فَتَلَقَحْ. "فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم،"مَا أَظُنُّ يَعْنِي ذَلِكَ شَيْئَ". قَالَ،"فَأَخْبَرُوْا بِذَ لِكَ فَتَرَكُوْهُ، فَأَخْبَرَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم بِذَ لِكَ فَقَالَ، "إِنْ كَانَ يُنْفَعُهُمْ ذَلِكَ فَلْيَصْنَعُوهُ، فَإِنَّمَا ظَنَنْتُ ظَنَّا، فَلَا تَؤَاخِذُونِي بِالظَنِّ، وَلَكِنْ إِذَاحَدَثْتَكُمْ عَنِ اللهُ شَيْئًا فَخُذُوْابِهِ، فَإِنِّيْ لَنْ أُكَذِّبَ عَلَى اللهِ." )رواه مسلم(
Artinya :
Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id al-Tsaqafi dan Abu Kamil al-Jahdari dan pada satu lafaz, Qutaibah berkata, “Menceritakan kepada kami Abu Awanat, dari Sima, dari Musa ibn Thalhah, dari ayahnya RA, katanya, “Aku berjalan bersama-sama Rasulullah SAW, maka di tengah jalan kami bertemu dengan sekelompok orang yang sedang diatas pohon kurma. Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian perbuat?” Jawab mereka, “Kami sedang mencangkok pohon kurma.” Kata Rasulullah SAW, “Menurut dugaanku, pekerjaan itu tidak ada gunanya.” Lalu mereka hentikan pekerjaan mereka. Tetapi kemudian dikabarkan orang kepada beliau bahwa pekerjaan mereka itu berhasil baik. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Jika pekerjaan itu ternyata bermanfaat bagi mereka, teruskanlah! Aku hanya menduga-duga. Maka janganlah di ambil peduli duga-dugaan itu. Tetapi jika aku berbicara mengenai agama Allah, maka pegang teguhlah itu, karena aku sekali-kali tidak akan berdusta terhadap Allah.”(H.R Muslim)
a.         Penjelasan Hadits
Hadits diatas diriwayatkan oleh tujuh orang perawi, adapun urutan para perawi tersebut adalah sebagai berikut: sebagai periwayat ke-1 (sanad 6) adalah ayahnya Musa ibn Thalhah, sebagai periwayat ke-2 (sanad 5) adalah Musa ibn Thalhah, sebagai periwayat ke-3 (sanad 4) adalah Sima, sebagai periwayat ke-4 (sanad 3) adalah Abu ‘Awanat, sebagai periwayat ke-5 (sanad 2) adalah Abu Kamil al-Jahdari, sebagai periwayat ke-6 (sanad 1) adalah Qutaibah ibn Sa’id al-Tsaqafi, dan sebagai periwayat ke-7 (Mukharij) adalah Muslim.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah memutuskan suatu perkara hanya dengan menduga-duga seperti mencangkok pohon kurma. Namun setelah dikabarkan orang kepada Beliau bahwa hal tersebut menghasilkan (berhasil baik). Maka Rasulullah bersabda “jika pekarjaan itu bermanfaat maka teruskanlah, dan jangan memperdulikan dugaan-dugaan itu”
b.        Aspek Pendidikan
·         Agar murid lebih memahami dengan apa yang dipelajari, biasanya peserta didik langsung memprktekkan apa yang mereka pelajari, dan inilah yang disebut dengan metode eksperimen.
·         Metode eksperimen sangatlah baik juga, karena dalam ini murid tidak hanya mendapat materi-materi saja.
·         Metode eksperimen akan selalu mengasah otak anak didik dalam melakukan eksperimen yang mereka ujikan.
·         Dan metode ini biasanya digunakan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan, seperti : Biologi, Fisika, Kimia dan lain sebgainya.



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Metode sangat di perlukan dalam sebuah ranah pendidikan karna ia akan menghantarkan pemahaman dari ke peserta didiknya, pendidikan yang baik dapat di hasilkan dengan metode-metode yang baik, metode-metode yang baik itu akan mebuat sebuah pendikan menjadi efektif dan efisien.
Metode-metode yang di jabarkan oleh Rasulullah patut di contoh karna beliau adalah pengajar handal sedunia, banyak contoh yang di ajarkan oleh beliau terkait dengan metode-metode pendidikan yaitu: metode keteladanan,kebiasaan dan hukuman, dialog atau tanya jawab, perumpamaan, ceramah, targhib dan tarhib, pengulangan dan latihan, metode muizhah dan masih banyak lagi metode-metode yang di ajarkan oleh Rasulullah kepada kita semua melalui hadist-hadist beliau baik qauli, pi`li dan taqriri.
B.     SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat berharap ada kritikan dan saran yang sifatnya untuk membangun. Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis begitu juga pembaca.



DAFTAR PUSTAKA
Bukhari Umar,Hadist Tarbawi, 13220,Februari 2015 Amzah Jakarta.

Selasa, 29 November 2016

Makalah manjemen pendidikan islam: ruang lingkup manajemen pendidikan islam


1.      Latar belakang
Ruang lingkup manajemen lembaga pendidikan islam merupakan sebuah aspek aspek yang berhubungan dengan lembaga tersebut. Pembahasan terkait dengan ruang lingkup manajemen ini mengisyaratkan kepada kita bahwa begitu pentingnya sebuah manajemen dalam sebuah lembaga. Terutama lembaga pendidikan islam, untuk menanamkan keislaman terhadap sebuah lembaga di butuhkannya manajemen yang sesuai dengan ajaran agama islam sehingga tercapailah pendidikan islam yang baik baik menurut agama islam.
Ruang lingkup dari manajemen pendidikan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : Menurut Wilayah Kerja, Menurut Objek garapan, dan Menurut Fungsi Kegiatan.
a.         Menurut Wilayah kerja, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen seluruh negara, manajemen satu propinsi, manajemen satu unit kerja, dan manajemen kelas.
b.        Menurut Objek garapan, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen siswa, manajemen ketenaga pendidikan, manajemen sarana-prasarana, manajemen tata laksana pendidikan, mqanajemen pembiayaan dan manajemen humas.
c.         Menurut Fungsi Kegiatan, ruang lingkupnya meliputi : Merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengko-munikasikan, mengawasi atau mengevaluasi[1].
Melihat pentingnya sebuah studi manajemen pendidikan itu maka di klasifikasikanlah ruang lingkup managemen pendidikan. sebagai ilmu, unsur-unsur yang mesti ada dalam manajemen lembaga pendidikan  memiliki teori dan kerangka pikir yang sudah teruji, terutama berhubunga­n dengan teori-teori kepemimpinan, tori sumber daya manusia dan teori prilaku organisasi pendidikan[2].
Dalam sebuah manajemen peran sumber daya manusialah yang sangat berpengaruh dan berperan, karna hanya manusia yang bisa memikirkin segala aktifitas yang berkaitan dengan sebuah lembaga baik dari merancang, mengorganisasikan, mengawasi, dan mengkoordinasikan segala kegiatan lembaga. Sehingga yang di bahas dalam sebuah manajemen itu membutuhkan pertanggung jawaban yang harus di laksanakan sesuai dengan fungsi yang sudah di sepakati.
Pembagian ruang lingkup manajemen di atas telah di rumuskan dalam permasalahan yang terkait tentang manajemen tata usaha, perbekalan atau sarana prasarana, kepegawaian, kurikulum, keuangan, kesiswaan dan  hubungan dengan masyarakat akan kami bahas sebisa dan semampu kami.
2.      Pembahasan
A.    Tata usaha dan perbekalan
1.      Tata usaha
Secara Etimologis, Tata Usaha adalah kegiatan memberi bantuan dalam mengelola informasi, manusia, harta ke arah suatu tujuan yang terhimpun dalam organisasi. Ada beberapa pengertian tentang Tata Usaha, tetapi kesemuanya hampir mempunyai kesamaan pengertian yang mengarah kepada pengaturan tulis menulis dan catat mencatat. Berikut beberapa pengertian tentang tata usaha:
1.      Ditinjau arai asal kata 
Tata Usaha terdiri dari dua kata, yaitu “Tata” dan “Usaha” yang masing-masing kurang lebih mempunyai pengertian sebagai berikut Tata adalah suatu peraturan yang harus ditaati., dan Usaha ialah suatu usaha dengan mengerahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu maksud. Jadi menurut arti kata, Tata Usaha adalah suatu aturan atau peraturan yang terdapat dalam suatu proses penyelenggaraan kerja.
2.      Dalam Kamus Bahasa Indonesia
Dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan istilah Tata Usaha ialah penyelenggaraan tulis menulis(keuangan dan sebagainya) di perusahaan, negara dan sebagainya, sedangkan penata usaha ialah orang-orang yang menyelenggarakan taha usaha.
3.      Mentri keuangan Republik Indonesia Pasal 5 Ayat
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian dan penyusunan rencana kerja dan laporan serta akuntabilitas kinerja.
Sehingga kami bisa menyimpulkan bahwa tata usaha itu adalah sebuah kegiatan mengelola, melaksakan, mengatur, menyimpan melaporkan yang berkaitan dengan usaha atau lembaga sehingga tercapailah keinginan yang di sepakati.
Tugas pokok tata usaha adalah tugas pelayanan di sekitar keterangan-keterangan yang berwujud pada 6 pola kegiatan: 
a.       Menghimpun
b.      Mencatat
c.        Mengola
d.      Menggandakan
e.       Mengirim
f.       Menyimpan
               Peranan pokok tata usaha mempunyai tiga, yaitu :
1.         Melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari sesuatu organisasi. Maksudnya, tata usaha melayani pelaksanaan sesuatu pekerjaan operatif dengan menyediakan keterangan yang diperlukan.
2.         Menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk pimpinan organisasi itu untuk membuat keputusan atau melakukan tindakan yang tepat. Maksudnya, keterangan-keterangan yang diperoleh dari kegiatan pendidikan dapat dipergunakan bagi pimpinan dalam merencanakan atau mengendalikan segala kegiatan organisasi.
3.         Membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan. Maksudnya, banyak organisasi baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, dalam menyelenggarakan kegiatannya kurang atau tidak melakukan pencatatan-pencatatan secara cermat dan lengkap.
Manfaat dari tat usaha tersebut yaitu:
a.         Kelancaran pekerjaan kantor dan mencegah kemungkinan kesalahan dalam pekerjaan.
b.         Mengurangi keterlambatan atau hambatan
c.              Kontrol yang lebih baik terhadap pekerjaan[3].
2.      Perbekalan
Menurut The Liang Gie (Administrasi Perkantoran Modern,2007), perbekalan tata usaha digolongkan dalam jenis-jenis barang berikut :
§  Barang lembaran : kertas tik, karbon, berkas
§  Barang bentuk lainnya: lem, karet penghapus, tinta
§  Alat tulis: pensil, pulpen, cap nomor
§  Alat keperluan lainnya: mistar, bantalan cap
§  Mesin perkantoran      : mesin tik, mesin hitung, mesin stensil
§  Perabotan Perkantoran: meja, lemari, peti besi
§  Perlengkapan lainnya  : lampu, permadani, kipas angin[4].
Perbekalan merupakan perlengkapan baik berupa alat, media atau sarana prasarana yang mendukung semua kegiatan sebuah lembaga pedidikan islam dari hal-hal yang kecil sampai dengan hal-hal besar sesuai dengan kebutuhan.
B.     Kepegawaian dan kurikulum
1.      Kepegawaian
Istilah kepegawaian ini bisa di artikan sama dengan  ketenaga kerjaan yang bekerja dalam ruang lingkup lembaga pedidikan islam. pegawai merupakan sumber daya manusia yang menyumbangkan jasa jasanya terhadap suatu lembaga yang memiliki tanggung jawab dan memilik hak dan kewajiban yang memenuhi syarat yang sudah di tentukan serta membentuk sebuah kerja sama dengan semua elemement yang berperan dalm sebuah lembaga pendidikan.
ciri-ciri pegawai antara lain:
a.       Adanya hubungan kerja.
b.      Adanya masalah pengadaan atau penerimaan pegawai.
c.       Adanya masalah imbalan jasa antara prestasi kerja.
d.      Adanya masalah pemutusan kerja.
Sumber pegawai dapat dari lembaga itu sendiri (internal) dan dari luar lembaga (eksternal).
Internal lembaga, artinya pegawai yang akan mengisi lowongan jabatan itu ditarik dari pegawwai yang telah ada dalam organisasi bersangkutan. Cara ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain meningkatkan moral, kegairahan kerja, prestasi kerja dan lain-lain. Ini tidak lain karena para pegawai mengharapkan akan mendapatkan kesempatan promosi.
Senaliknya cara yang kedua, eksternal lembaga, berarti bahwa untuk mengisi lowongan jabatan itu ditarik orang-orang dari luar organisasi. Sumber-sumber eksternal itu adalah lembaga pendidikan, kantor penempatan tenaga kerja, pasar tenaga kerja, referrensi dari karyawan yang ada, serta referensi dari kawan pimpinan/manajer.
Pengembangan pegawai dapat di lakukan untuk memberikan hasil yang optimal terhadap kinerja pegawai. Hal itu dapat di lakukan dengan cara-cara berikut:
§  Latihan (skill)
Suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam keitannya dnegan penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang relative singkat yang diperlukan oleh organisasi dalam usaha mencapai tujuan.
§  Pendidikan (education)
Suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk yang di dalamnya peningkatan penguasaan teoritis, konseptual dan moral dengan jangka waktu relative panjang.
§  Pengembangan (development)
Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral pegawwai sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan baik melalui pelatihan maupun pendidikann pegawai dalam usaha meningkatkan mutu pegawai.
Tujuan pengembangan pengembangan untuk memperbaiki efektivetas pegawai dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan, dengan cara memperbaiki pengetahuan pegawai, ketrampilan pegawai maupun sikap pegawai itu sendiri terrhadap tugas-tigasnya[5].
2.      Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja[6].
Adapun  Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki berbagai macam fungsi dalam pendidikan yang sangat berperan dalam kegunannya. Fungsi Kurikulum adalah sebagai berikut:
·         Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function) : Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya karna lingkungan bersifat dinamis artinya dapat berubah-ubah. 
·         Fungsi Integrasi (the integrating function) : Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain mengandung makna bahwa kurikulum merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utut yang dapat dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat. 
·         Fungsi Diferensiasi (the diferentiating function) : Kurikulum berfungsi sebagai diferensiansi adalah sebagai alat yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan disetiap siswa yang harus dihargai dan dilayani. 
·         Fungsi Persiapan (the propaeduetic function) : Kurikulum berfungsi sebagai persiapan yang mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan mampu mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya dan juga dapat mempersiapkan diri dapat hidup dalam masyarakat, jika tidak melanjukan pendidikan.
·         Fungsi Pemilihan (the selective function) : Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan adalah memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan program belajar yang sesuai dengan minat dan bakatnya. 
·         Fungsi Diagnostik (the diagnostic function) : Kurikulum sebagai diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu mengarahkan dan memahami potensi siswa serta kelemahan dalam dirinya. Jika telah memahami potensi dan mengetahui kelemahannya, maka diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya. 
Kurikulum mempunyai 4 unsur komponen yang membentuk atau penyusun dalam kurikulum. 4 Unsur komponen kurikulum adalah sebagai berikut... 
a.      Komponen Tujuan 
Kurikulum merupakan suatu sistem pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan karna berhasil atau tidaknya sistem pembelajaran diukur dari banyaknya tujuan-tujuan yang tercapai. Tujuan pendidikan menurut permendiknas No. 22 Tahun 2007 pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut.. 
·         Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan hidup mandiri serta mengikuti pendidikan selanjutnya.
·         Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia dan keterampilan hidup mandiri serta mengikuti pendidikan selanjutnya
·         Tujuan pendidikan menengah kejurusan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia dan keterampilan hidup mandiri serta mengikuti pendidikan selanjutnya sesuai kejurusan 
·         Tujuan pendidikan institusional adalah tujuan pendidikan yang dikembangkan di kurikuler dalam setiap mata pelajaran disekolah. 
b.         Komponen Isi (Bahan pengajaran) 
Kurikulum dalam komponen isi adalah suatu yang diberikan kepada anak didik untuk bahan belajar mengajar guna mencapai tujuan. Kurikulum memiliki kriteria yang membantu perencanaan pada kurikulum. Kriteria kurikulum adalah sebagai berikut..
·         Sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa
·         Mencerminkan kenyataan sosial
·         Mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji
·         Menunjang tercapainya tujuan pendidikan
c.       Komponen Strategi
Kurikulum sebagai komponen strategi yang merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan dalam proses belajar mengajar. Strategi dalam pembelajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam pembelajaran, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan baik umum maupun yang sifatnya khusus. Strategi Pelaksanaan adalah pengajaran, penilaian, bimbingan, dan penyeluhan kegiatan sekolah. Tercapainya tujuan, ini diperlukan pelaksanaan yang baik dalam menghantarkan peserta didik ke tujuan tersebut yang merupakan tolak ukur dari program pembelajaran (kurikulum).
d.      Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi dalam kurikulum adalah memeriksa tingkat ketercapaian tujuan suatu kurikulum dalam proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki peranan penting dalam memberikan keputusan dari hasil evaluasi guna dalam pengembangan model kurikulum sehingga mampu mengetahui tingkat keberhasilan suatu siswa dalam mencapai tujuannya[7].
C.    Keuangan dan kesiswaan
1.      Keuangan
Manajemen keuangan lembaga pendidikan islam merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh, serta pembinaan secara terus menerus terhadap biaya operasional suatu lembaga sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efesien serta membantu pencapaian tujuan pendidikan.
Pengertian manajemen keuangan dalam arti sempit adalah tata pembukuan. Sedangkan dalam arti luas adalah pengurusan dan pertanggungjawaban dalam menggunakan keuangan, baik pemerintah pusat maupun daerah. Adapun Maisyarah sebagaimana dikutip oleh Sulistiyorini menjelaskan bahwa manajemen keuangan adalah suatu proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan tenaga orang lain. Kegiatan ini dapat dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan pengawasan. Dalam manajemen keuangan di sekolah tersebut dimulai dengan perencanaan anggaran sampai dengan pengawasan dan pertanggung jawaban keuangan.[8]
Fungsi manajemen keuangan bisa di bagi menjadi 2 bagian yaitu:
a.    Bendahara
Bendaharawan bertanggung jawab atas perolehan (akuisisi) dana dan pengamanannya disamping itu juga bertanggung jawab dalam hal:
·         Pengendalian uang tunai.
·         Membuat laporan posisi kas dan modal kerja.
·         Menyusun anggaran kas.
·         Manajemen kredit, asuransi dan urusan pension.
b.      Akutansi
Bagian akutansi mempunyai tugas mencatat (recording) dan membuat laporan (reporting) tentang informasi keuangan organisasi. Tanggung jawab Controller yang lain adalah:
·         Menyusun anggaran dan laporan keuangan.
·         Urusan penggajian.
·         Menghitung pajak.
·         Memeriksa Internal Inside Corp[9].
2.    Kesiswaan
Manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembina secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM dengan efektif dan efesien.
Kesiswaan atau peserta didik termasuk inti dari sebuah lembaga pedidikan karna Manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembina secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM dengan efektif dan efesien.
Dalam manajemen peserta didik di sekolah, dapat di ambil poin – poin penting sebagai berikut:
a.    Peserta didik mempunyai hak mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
b.   Memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama ynag dianutnya.
c.    Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun untuk memnperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah dibakukan.
d.   Mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa, atau bantuan lain sesuai dengan persyaratan yang berlaku; penerimaan siswa pada sekolah yang dikehandaki.
e.    Pindah sekolah yang sejajar atau yang tingkatannya lebih tinggi sesuai dengan persyaratan penerimaan siswa pada sekolah yang hendak dimasuki.
f.      Memperoleh penilaian hasil belajarnya.
g.   Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.
h.   Mendapatkan pelayanan khusus apabila penyandang kecacatan.
Adapun kewajiban peserta didik adalah:
1.   Untuk ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali siswa yang di bebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undang yang berlaku.
2.   Mematuhi ketentuan peraturan yang berlaku
3.   Menghormati tenaga kepeendidikan.
4.   Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan dan ketertiban serta keamanan sekolah yang bersangkutan[10].
D.    Hubungan dengan masyarakat
Manajemen yang terkait dengan hubungan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu untuk mendapatkan simapati dari masyarakat pada umumnya serta publiknya pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah/pendidikan secara efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuah pendidikan yang telah ditetapkan[11].
1.    Fungsi Hubungan lembaga pendidikan islam dengan Masyarakat
Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik simpati masyarakat umumnya serta publik khususnya, sehingga dapat meningkatkan relasi serta animo pada sekolah tersebut. Hal ini akan membantu sekolah mensukseskan program-programnya. Sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat diantarnya sebagai berikut :
a.      Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua.
b.      Memelihara hubungan baik dengan komite sekolah.
c.      Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan organisasi nasional.
d.      Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam tehnik komunikasi (majalah, surat kabar dan mendatangkan sumber).
2.    Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat diantaranya sebagai berikut:
a.       Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan lembaga pendidikan dalam situasi dan perkembangannya.
b.      Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga sekolah dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan lembaga pendidikan.
c.       Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antar warga lembaga pendidikan itu sendiri.
3.    Manfaat Hubungan lembaga pendidikan islam dengan Masyarakat
Manfaat dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menambah atau meningkatkan simpati masyarakat secara sadar dan sukarela yang dapat meningkatkan harga diri sekolah serta dukungan terhadap sekolah secar spiritual dan material atau finansial. Hal ini akan tampak sebagai berikut:
a.  Adanya saling pengertian antara sekolah dengan pihak luar.
b.  Adanya kegiatan yang membantu karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.
c.   Adanya kerjasama yang erat dengan masing-masing pihak dan merasa ikut bertanggungjawab atas suksesnya usaha pihak lain[12].
E.     Kritikan konstruksi terhadap lembaga pendidikan islam
Ruang lingkup manajemen yang telah di bahas di atas dapat kami menanggapi terkait dengan ruang lingkup yang terdapat dalam lembaga pendidikan islam. Dalam ruang lingkup lembaga pendidikan islam itu sangat penting dalam memfungsikan  setiap elemen elemen yang terdapat dalam lembaga tersebut sesuai dengan fungsi dalam setiap bidangnya. Apabila dalam setiap bidangnya sesuai dengan fungsi yang berlaku maka akan akan di capailah tujuan yang sudah di di sepakati bersama.
Dalam lembaga pendidikan islam keseluruhan yang mencakup ruang lingkup lembaga pendidikan islam itu harus bersifat amanah yaitu mengemban amanat sesuai dengan tugas masing-masing, saling bahu membahu, tolong menolong, toleransi, saling memahami dan mengerti satu sama lain, agar lembaga pendidikan yang sedang di manajemen itu menjadi semakin maju dan semakin baik.
Dalam setiap bidang dalam ruang lingkup ini haruslah transparan atau keterbukan, jujur, dan apa adanya. Semua masalah yang terjadi dalam ruang lingkup lembaga pendidikan harus di selesaikan dengan damai dan penuh kebaikan, masalah intern ataupun extern harus di selesaikan dengan baik, dan masalah itu sebagai ajang perbaikan, berbenah diri dalam sebuah kesalahan-kesalahan yang terjadi demi tercapainya lembaga pendidikan yang baik.



Daftar pustaka
Hikmat,Manajemen pendidikan,(Bandung : CV . Pustaka Setia, 2009), hlm, 27.
Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, strategi, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Teras, 2009),hlm. 130.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum(diakses pada hari rabu 02-11-2016)
http://r-vai.blogspot.sg/2010/02/ruang-lingkup-manajemen-pendidikan. html(diakses pada hari rabu 02-11-2016)
http://juniarari.blogspot.sg/2011/11/peranan-tata-usaha-dalam-organisasi.html (diakses pada hari rabu 02-11-2016)
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/12/26/definisi-dan-ruang-lingkup-manajemen-pendidikan/(diakses pada hari rabu 02-11-2016)
http://muhmasruri-burhan-unnes.blogspot.sg/2014/01/pengertian-ruang-lingkup-dan-fungsi.html(diakses pada hari rabu 02-11-2016)
http://nestyzakaria.blogspot.sg/2014/02/manajemen-hubungan-sekolah-dengan.html (di akses pada hari rabu 02-11-2016)
http://barabbasayin.blogspot.sg/2014/05/makalah-manajemen-keuangan-lembaga.html(diakses pada hari rabu 02-11-2016)
http://rianamuslikhah.blogspot.sg/2015/02/makalah-perbekalankantor.html (diakses pada hari rabu 02-11-2016)
http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-komponen .html(diakses pada hari rabu 02-11-2016)



[1] https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/17/pengertian-fungsi-dan-ruang-lingkup-manajemen-pendidikan/(diakses pada hari rabu 02-11-2016)

[2]Hikmat,Manajemen pendidikan,(Bandung : CV . Pustaka Setia, 2009), hlm, 27.
[3] http://juniarari.blogspot.sg/2011/11/peranan-tata-usaha-dalam-organisasi.html (diakses pada hari rabu 02-11-2016)
[4]http://rianamuslikhah.blogspot.sg/2015/02/makalah-perbekalankantor.html (diakses pada hari rabu 02-11-2016)
[5]http://r-vai.blogspot.sg/2010/02/ruang-lingkup-manajemen-pendidikan.html (diakses pada hari rabu 02-11-2016)
[6] https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum(diakses pada hari rabu 02-11-2016)
[7]http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-komponen .html(diakses pada hari rabu 02-11-2016)
[8]http://barabbasayin.blogspot.sg/2014/05/makalah-manajemen-keuangan-lembaga.html(diakses pada hari rabu 02-11-2016) atau bisa lihat:  Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, strategi, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Teras, 2009),hlm. 130.
[9] https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/12/26/definisi-dan-ruang-lingkup-manajemen-pendidikan/(diakses pada hari rabu 02-11-2016)
[10] https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/12/26/definisi-dan-ruang-lingkup-manajemen-pendidikan/(diakses pada hari rabu 02-11-2016)
[11]http://muhmasruri-burhan-unnes.blogspot.sg/2014/01/pengertian-ruang-lingkup-dan-fungsi.html(diakses pada hari rabu 02-11-2016)
[12]http://nestyzakaria.blogspot.sg/2014/02/manajemen-hubungan-sekolah-dengan.html (diakses pada hari rabu 02-11-2016)