Pendahuluan
A.
Latar
belakang
Belajar adalah proses perubahan
tingkah laku individu sebagai hasil dari pengamalannya dalam berinteraksi
dengan lingkungan[1].
Belajar bukan sekedar menghafal tetapi juga proses mental yang terjadi dalam
diri seseorang. Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru
dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang
ditetapkan.
Guru sebagai penyalur ilmu
pengetahuan akan mempersiapkan segala sesuatu terkait dengan pembelajarannya
kepada perserta didik dari RPP sampai guru berhadapan dengan muridnya. Guru
berdiri di dalam kelas dengan metode, tehnik, dan media yang di gunakan dalam menyampaikan
materi kepada peserta didik, sehingga pembelajaran sesuai dengan yang di
harapkan yaitu peserta didik bisa memperhatikan dan pelajaran bisa di serap
oleh siswa atau peserta didik.
Metode pendidikan[2]
yang di persiapkan oleh seorang guru di harapkan mampu menghantarkan sebuah
materi di terima ataupun di mengerti oleh peserta didik. Salah satu tolok ukur
yang menjadikan materi itu bisa di di mengerti oleh siswa yaitu sebuah metode
yang metode ini tergantung dari situasi dan kondisi dan tidak terlepas seorang
guru harus menguasai bahan ajar yang akan di sampaikan oleh guru kepada peseta
didiknya.
Pola media dalam sebuah pembelajaran
pembelajaran yang di persiapkan setelah itu oleh seorang guru demi terciptanya pembelajaran yang efektif
dan efisien, media yang di gunakan oleh seorang guru yang berfungsi sebagai
alat untuk mempermudah pemahaman peserta didik tentang apa yang di sampaikan
oleh guru. Kata media sendiri berasal dari bahasa latin, yakni medius atau
bentuk jamak dari medium yang secara etimologi berarti tengah, perantara, atau
pengantar. Secara umum, media dapat diartikan dengan perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Jika media itu banyak, maka sering
disebut dengan multimedia. Multimedia yang merupakan kombinasi dari media ini
bisa berupa visual, audio, grafik, dan juga informasi berbentuk teks dengan
menggunakan teknologi sederhana. Multimedia bukan sekadar sebagai media yang
dikumpulkan, namun berupa sejumlah media yang saling melengkapi yang
dikombinasikan dan diorganisasikan secara integral dengan memanfaatkan
teknologi sebagai sasarannya[3].
Hal yang di persiapkan selanjutnya oleh seorang
guru adalah tehnik pembelajaran ketika berhadapan dengan peserta didik. Tehnik
pembelajaran ini akan mempermudah proses pembelajaran di dalam kelas dan akan
menghantarkan pemahaman kepada peserta didik sehingga terciptalah pembelajaran
yang asyik dan tidak membosankan. ). Teknik merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru
untuk menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk peserta
didik. Tehnik yang dipilih haruslah sesuai dengan pelajaran yang digunakan dan
seirama dengan pendekatan yang digunakan.
Setelah penulis
menulusuri melalui media internet dan juga mencari refrensi yang berkenaan
dengan judul yang di terima, maka penulis kan menitik beratkan pembahasan
kepada metode, pola dan teknik. Penulis membagi tiga pokok pembahsan yang
saling terikat dan berkesinambungan saling melengkapi satu sama lain karna
memiliki kesamaan dalam bagian-bagiannya da memiliki perbedaan pada aspek-aspek
tertentu.
Pembahasan
A.
Metode
pembelajaran
1.
Faktor
– faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran
Dalam melaksanakan suatu pembelajaran harus diawali dengan kegiatan
perencanaan pembelajaran. Perencanaan memiliki fungsi penting agar pembelajaran
menjadi lebih terarah. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, banyak aspek
yang harus dipertimbangkan oleh guru. Oleh karenanya agar pelaksanaan
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat meraih tujuan yang
diharapkan, maka dalam menyusun learning design perlu memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran. Dalam proses
belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru untuk
menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang
dihadapi. Metode-metode yang digunakan haruslah bervariasi untuk
menghindari kejenuhan pada siswa. Namun metode yang
bervariasi ini tidak akan menguntungkan
bila tidak sesuai dengan situasinya. Baik
tidaknya suatu metode pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai
faktor.
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
metode pembelajaran, antara lain:
a.
Siswa
atau peserta didik
Pemilihan suatu metode pembelajaran, harus menyesuaikan tingkatan
jenjang pendidikan siswa. Pertimbangan yang menekankan pada perbedaan jenjang
pendidikan ini adalah pada kemampuan peserta didik, apakah sudah mampu untuk
berpikir abstrak atau belum. Penerapan suatu metode yang sederhana dan yang
kompleks tentu sangat berbeda, dan keduanya berkaitan dengan tingkatan
kemampuan berpikir dan berperilaku peserta didik pada setiap jenjangnya
Di ruang kelas guru akan
berhadapan dengan sejumlah anak dengan latar
belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga
bermacam-macam. Demikian juga dengan jenis
kelamin serta postur tubuh. Pendek kata dari aspek
fisik selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.
Sedangkan dari segi intelektual pun sama
ada perbedaan yang ditunjukkan dari cepat
dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap
rangsangan yang diberikan dalam kegiatan
belajar mengajar. Aspek psikologis juga ada
perbedaan yaitu adanya anak didik yang
pendiam, terbuka, dan lain-lain. Perbedaan dari
aspek yang disebutkan di atas mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode yang mana
sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kreatif dalam waktu yang
relatif lama demi tercapainya tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.
b.
Tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
Setiap pelaksanaan pembelajaran tentu memiliki tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai. Penyelenggaraan pembelajaran bertujuan agar pesera didik
sebagai warga belajar akan memperoleh pengalaman belajar dan menunjukkan
perubahan perilaku, dimana perubahan tersebut bersifat positif dan bertahan
lama. Kalimat tersebut dapat dimaknai bahwa pembelajaran yang berhasil adalah
pembelajaran yang tidak hanya akan menambah pengetahuan peserta didik tetapi
juga berpengaruh terhadap sikap dan cara pandang peserta didik terhadap
realitas kehidupan.
Tujuan pembelajaran adalah sasaran yang
dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Hal ini dapat mempengaruhi penyeleksian
metode yang harus digunakan. Metode yang dipilih
guru harus sesuai dengan taraf kemampuan
yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Jadi metode harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
c.
Faktor
materi pembelajaran
Materi pelajaran memiliki tingkat kedalaman, keluasan, kerumitan
yang berbeda-beda. Materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi
biasanya menuntut langkah-langkah analisis dalam tataran yang beragam. Analisis
bisa hanya pada tataran dangkal, sedang, maupun analisis secara mendalam.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat mampu memberikan arahan praktis untuk
mengatasi tingkat kesulitan suatu materi pembelajaran.
d.
Situasi
belajar mengajar
Situasi belajar mengajar yang
diciptakan guru tidak selamanya sama. Maka
guru harus memilih metode mengajar yang
sesuai dengan situasi yang diciptakan. Di waktu lain, sesuai dengan
sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan maka guru menciptakan
lingkungan belajar secara berkelompok. Jadi situasi yang diciptakan
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
e.
Fasilitas
belajar mengajar
Fasilitas pembelajaran berfungsi untuk memudahkan proses
pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan proses pembelajaran. Bagi sekolah yang
telah memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap, ketersediaan fasilitas
belajar bukan lagi suatu kendala. Namun demikian tidak semua sekolah memiliki
fasilitas pembelajaran dengan standar yang diharapkan. Keadaan tersebut
hendaknya tidak menjadi suatu hambatan bagi guru dalam merancang pembelajaran
yang tetap mampu menjangkau tujuan pembelajaran. Dalam kondisi tertentu,
guru-guru yang memiliki semangat dan komitmen yang kuat tetap mampu
menyelenggarakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan mampu mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Fasilitas merupakan hal yang
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang
menunjang belajar anak di sekolah. Lengkap
tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan
metode mengajar.
f.
Faktor
alokasi waktu pembelajaran.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga harus memperhitungkan
ketersediaan waktu. Rancangan belajar yang baik adalah penggunaan alokasi waktu
yang dihitung secara terperinci, agar pembelajaran berjalan dengan dinamis,
tidak ada waktu terbuang tanpa arti. Kegiatan pembukaan, inti, dan penutup
disusun secara sistematis. Dalam kegiatan inti yang meliputi tahap eksplorasi –
elaborasi – konfirmasi, mengambil bagian waktu dengan porsi terbesar
dibandingkan dengan kegiatan pembuka dan penutup.
g.
Guru.
Latar belakang pendidikan guru diakui
mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap
berbagai jenis metode menjadi kendala dalam
memilih dan menentukan metode. Apalagi
belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai.
Tetapi ada juga yang tepatmemilihnya namun
dalam pelaksanaannya menemui kendala disebabkan
labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan
atas metode yang digunakan.
2.
Kriteria
Pemilihan Metode Pembelajaran
Kriteria pemilihan metode pembelajaran yaitu :
a.
Sifat
(karakter) guru.
b.
Tingkat
perkembangan intelektual dan sosial anak.
c.
Fasilitas
sekolah yang tersedia.
d.
Tingkat
Kemampuan Guru.
e.
Sifat
dan tujuan materi pelajaran.
f.
Waktu
pembelajaran.
g.
Suasana
kelas.
h.
Konteks
domain tujuan pembelajaran.
Sedangkan
menurut Slameto (2003: 98) kriteria pemilihan metode
pembelajaran adalah:
1.
Tujuan
pengajaran, yaitu tingkah laku yang
diharapkan dapat ditunjukkan siswa setelah proses belajar mengajar.
2.
Materi
pengajaran, yaitu bahan yang disajikan
dalam pengajaran yang berupa fakta yang
memerlukan metode yang berbeda dari metode yang dipakai
untuk mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah.
3.
Besar
kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa
yang mengikuti pelajaran dalam kelas yang
bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa
memerlukan metode pengajaran yang berbeda
dibandingkan kelas dengan 50-100 orang siswa.
4.
Kemampuan
siswa, yaitu kemampuan siswa menangkap dan
mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan.
Hal ini banyak tergantung pada tingkat
kematangan siswa baik mental, fisik dan
intelektualnya.
5.
Kemampuan
guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai
jenis metode pengajaran yang optimal.
6.
Fasilitas
yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat digunakan
untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.
7.
Waktu
yang tersedia, jumlah waktu yang
direncanakan atau dialokasikan untuk menyajikan
bahan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk
materi yang banyak akan disajikan dalam
waktu yang singkat memerlukan metode yang
berbeda dengan bahan penyajian yang relatif
sedikit tetapi waktu penyajian yang relatif cukup
banyak.
Ahmadi
(1997: 53) mengemukakan syarat-syarat yang
harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:
a.
Metode
mengajar harus dapat membangkitkan motif,
minat atau gairah belajar siswa.
b.
Metode mengajar
harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa.
c.
Metode
mengajar harus dapat memberikan kesempatan
bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
d.
Metode
mengajar harus dapat merangsang keinginan
siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan
eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
e.
Metode
mengajar harus dapat mendidik murid dalam
teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha
pribadi.
f.
Metode
mengajar harus dapat meniadakan penyajian
yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan
pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
g.
Metode
mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan
nilai dan sikap- sikap utama yang
diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang
baik dalam kehidupan sehari-hari.
Guru
sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban
menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi
kegiatan belajar anak didik di kelas.
Salah satu kegiatan yang harus dilakukan
adalah melakukan penentuan dan pemilihan metode.
Suatu metode yang digunakan oleh guru untuk
mengajar harus benar-benar dikuasai. Sehingga
pada saat penggunaannya dapat menciptakan suasana interaksi
edukatif.
Untuk
menghindari kejenuhan dan berhentinya minat siswa terhadap pelajaran yang
disampaikan maka hendaknya guru menggunakan
metode yang bervariasi. Bahkan metode yang
digunakan dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar
secara mandiri dengan menggunakan teknik tersendiri. Metode
pembelajaran yang diterapkan guru hendaknya
dapat mewujudkan hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berfikir
kritis dan kreatif dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan ide-idenya. Pemilihan
metode yang kurang tepat dengan sifat
bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan kelas kurang bergairah
dan kondisi siswa kurang kreatif. Sehingga dengan
penerapan metode yang tepat dengan berbagai
macam indikator tersebut dapat meningkatkan
minat siswa pada bahan pelajaran yang
disampaikan dan minat yang besar pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi yang akan diraihnya[4].
B.
Pola
media
Barry Morris yang dikutip dalam bukunya Rusman mengklasifikasikan
empat pola[5]
pembelajaran yang digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
1.
Pola pembelajaran Tradisional 1
Pola
pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu/bahan pembelajaran
dalam bentuk alat peraga. Pola pembelajaran ini tergantung pada kemampuan guru
dalam mengingat bahan pembelajaran dan menyampaikan bahan tersebut secara lisan
kepada siswa.
Dalam pola
pengajaran tradisional ini, pengajar (guru) memegang peran utama dalam
menentukan isi dan metode pengajaran, termasuk dalam menilai kemajuan belajar
siswa. Guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Dalam pola
interaksi edukatif ini, guru kelas mendominasi kegiatan belajar mengajar.
2.
Pola pembelajaran tradisional 2
Pola
(guru+alat bantu) dengan siswa. Pada pola pembelajaran ini guru sudah dibantu
oleh berbagai bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam
menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak.Perkembangan ilmu
pengetahuan telah mempengaruhi pola pengajaran, sehingga timbul kecenderungan
membakukan masukan atau standarisasi input ke dalam sistem
peengajaran.Sementara itu, perkembangan teknologi, khususnya perlengkapan media
dan fasilitas pengajaran juga mengalami kemajuan.
3.
Pola pembelajaran guru dan media
Pola(guru)+(media) dengan siswa. Pola pembelajaran ini sudah
mempertimbangkan keterbatasan guru yang tidak mungkin menjadi satu-satunya
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat memanfaatkan berbagai
media pembelajaran sebagai sumber belajar yang dapat menggantikan guru dalam
pembelajaran, jadi siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai media
sebagaii sumber belajar, misalnya dari majalah, modul, siaran radio pembelajaran,
televisi pembelajaran, media komputer dan internet. Pola ini merupakan pola
pembelajaran bergantian antara guru an medai berinteraksi dengan siswa.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi membawa implikasi meluasnya
cakrawala umat manusia dalam ilmu pengetahuan. Generasi saat ini harus lebih
banyak belajar daripada generasi masa lalu. Demikian pula generasi yang akan
datang juga harus menjadi generasi terdidik yang dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan teknologi.
4.
Pola pembelajaran bermedia
Pola
pembelajaran media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan
media atau bahan pembelajaran yang disiapkan bahan atau materi pembelajaran apa
saja yang kemudian bahan tersebut diaplikasikan pada media sebagai seumber
belajar siswa yang utama.
Pola
pengajaran ini muncul sebagai jawaban akan semakin meningkatnya kebutuhan dalam
kegiatan belajar mengajar, baik dari segi jumlah maupun mutu. Munculnya
tuntutan profesionalisme tenaga guru yang berkualitas tinggi. Jadi jumlah
tenaga pengajar yang tebatas juga turut memberi andil akan hadirnya pola
pengajaran ini. Sementara penambahan jumlah tenaga pengajar profesional tidak
dapat dilakukan secara kilat. Maka muncul upaya untuk menemukan dan
mengembangkan media pengajaran[6].
Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan seperti
dibawah ini:
a.
Pola
guru- murid: komunikasi sebagai satu arah.
b. Pola guru-siswa-guru: ada kebalikan (feedback) bagi guru,
tidak ada interaksi antara siswa.
c. Pola guru-murid-murid: ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu
sama lain.
d. Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid: interaksi optimal antara
guru dengan murid, dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi
dan multi arah).
e. Pola melingkar: setiap siswa giliran untuk mengemukakan sambutan
atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali sebelum semua siswa belum
mendapat giliran[7].
Secara opersional penerapan pola pembelajaran akan mempunyai ciri
sebagai berikut:
1. Sarana fisik yang menjadi perantara penyajian informasi.
2. Sistem intruksional dimana secara fisik tersebut merupakan salah satu
komponen yang terpadu.
3. Adanya serangkaian pilihan yang menghendaki antara lain :
a. Perubahan fisik dan cara tempat belajar.
b. Hubungan antara pengajar dan anak didik yang tidak langsung.
c. Aktifitas anak didik yang lebih mandiri.
d. Perlunya tenaga pembantu untuk mengajar.
e. Perubahan peranan dan kecakapan pengajar.
Media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa macam:
1.
media
Visual
2.
Media
Audio
3.
Media
Audio-Visual
4.
Media
Cetak
5.
Media
Objek
6.
Media
Elektronik
C.
Teknik
pembelajaran
Istilah teknik[9]
dalam pembelajaran didefinisikan dengan cara-cara dan alat yang digunakan oleh
guru dalam rangka mencapai suatu tujuan, langsung dalam pelaksanaan pelajaran
pada waktu itu. Teknik dalam pembelajaran, merupakan penjelasan dan penjabaran
suatu metode pembelajaran, maka sudah barang tentu bahwa kutipan definisi
teknik tersebut di atas perlu dilengkapi dengan pijakan pada metode tertentu.
Teknik dalam
pembelajaran bersifat taktis, dan cenderung bernuansa siasat[10]. Teknik merupakan suatu alat yang digunakan
oleh guru untuk menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk
peserta didik. Tehnik yang dipilih haruslah sesuai dengan pelajaran yang
digunakan dan seirama dengan pendekatan yang digunakan.
Macam-macam
metode, pola, teknik:
1.
Metode
Ceramah
2.
Metode
Tanya-Jawab
3.
Metode
Diskusi
4.
Metode
Demonstrasi
5.
Metode
Kerja Kelompok
6.
Metode
Praktik
7.
Metode
Eksperimen
8.
Metode
Pemberian Tugas dan Pembacaan (Recitation)
9.
Metode
Studi Mandiri
10.
Metode
Pembelajaran Terprogram
11.
Metode
Latihan Bersama Teman
12.
Metode
Simulasi
Kesimpulan
Seperti yang sudah di paparkan dalam pendahuluan bahwasanya dalam 3
bagian pembahasan ini memiliki kesamaan, kesamaannya terletak pada macam-macam
nya, bagian-bagiannya karnasemua pembahasan ini menyangkut sebuah cara yang di
persiapkan oleh seseorang guru dalam menyampaikan bahan ajar yang sudah di
persiapkan. Macam-macam metode, pola dan teknik pembelajaran yang kami temukan
dalam refrensi ataupun penulusan dalam mencari bahan dalam makalah kami ini.
Metode
pembelajaran, pola media dan teknik pembelajaran merupakan pembahasan yang
memiliki kesamaan dan memiliki perbedaan dalam penitik beratan aspek yang di
tonjolkan masing masing pembahasan. Seperti metode menitik bertkan pada
pemilihan cara yang pas dalam melakukan sebuah pembelajaran yang di lakukan
oleh guru terhadap peserta didik. Sedangkan pola media menitik beratkan pada
metode pembelajaran menggunakan sebuah alat atau media demi terlaksananya pembelajaran
yang efektif dan efisien yang mempunyai bagian bagian pada yang sudah di
sebutkan. Sedangkan teknik lebih kepada siasat dalam meracik metode dengan
media yang tersedia dengan meihat kekurangan dan kelebihan masing-masing metode
tersebut ketika sudah berada di depan peserta didik untuk melaksanakan proses
belajar mengajar yang baik.
Daftar pustaka
http://fitrianahadi.blogspot.sg/2014/12/macam-macam-pola-pembelajaran.html
(di akses pada hari jumat 21-10-2016)
http://www.asikbelajar.com/2015/03/pengertian-jenis-faktor-metode-pembelajaran.html(di
akses pada hari jumat 21-10-2016)
Fathurrohman Al-Munawar,
Pengembangan Multimedia berbantuan Komputer dalam Pembelajaran Tafsir Al-Qur’an
di PTAI, Jurnal Al-Qalam Vol. 01/I/2007..
http://ainamulyana.blogspot.sg/2012/01/pengertian-metode-pembelaaran-dan.html (di akses pada hari jumat 21-10-2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Pola(di akses pada hari jumat 21-10-2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknik(di akses pada hari jumat 21-10-2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Metode(di akses pada hari jumat 21-10-2016)
http://ainunnajib1994.blogspot.sg/2016/03/makalah-macam-macam-pola-pembelajaran.html (di akses pada hari jumat 21-10-2016)
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,
Bandung, Rosada Karya,2013,
http//httpfile.upi.eduDirektoriFIPJUR_KURIKULUM_DAN_TEK_PENDIDIKAN196610191991021-RUDI_SUSILANAKP10a-pengertian_model_pembelajaran_dan
_pola_pembelajaran pdf (diakses pada 12 Oktober 2013 jam 19:30)
http://wahidmustaqim.blogspot.sg/2014/01/makalah-teknik-pembelajaran.html (di akses pada hari jumat 21-10-2016)
http://ainamulyana.blogspot.sg/2012/01/pengertian-metode-pembelaaran-dan.html(di akses pada hari jumat 21-10-2016)
http://www.informasi-pendidikan.com/2014/07/mengenal-pola-pembelajaran.html(di akses pada hari jumat 21-10-2016)
http://islamidinah26.blogspot.sg/2015/04/macam-macam-tekhnik-pembelajaran.html(di akses pada hari jumat 21-10-2016)
[1] http://fitrianahadi.blogspot.sg/2014/12/macam-macam-pola-pembelajaran.html
(di akses pada hari jumat 21-10-2016)
[2] Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik
untuk mencapai suatu maksud. Lihat: http://fitrianahadi.blogspot.sg/2014/12/macam-macam-pola-pembelajaran.html
Metode adalah
suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam
arti cara yang ditempuh oleh guru dalam menyampaikan bahan pembelajaran. Metode
pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik
agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode
pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut
nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para
siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan
mudah. metode pembelajaran di sini dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Lihat: http://www.asikbelajar.com/2015/03/pengertian-jenis-faktor-metode-pembelajaran.html
[3] Fathurrohman
Al-Munawar, Pengembangan Multimedia berbantuan Komputer dalam Pembelajaran
Tafsir Al-Qur’an di PTAI, Jurnal Al-Qalam Vol. 01/I/2007. hal. 71.
[4] http://ainamulyana.blogspot.sg/2012/01/pengertian-metode-pembelaaran-dan.html (di akses pada hari jumat 21-10-2016)
[5] Pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu
set peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu
atau bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup
mempunyai suatu yang sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan atau
terlihat, yang mana sesuatu itu dikatakan memamerkan pola. Liht: https://id.wikipedia.org/wiki/Pola
[6] http://ainunnajib1994.blogspot.sg/2016/03/makalah-macam-macam-pola-pembelajaran.html (di akses pada hari jumat 21-10-2016)
[8] Rudi Susilana, http//httpfile.upi.eduDirektoriFIPJUR_KURIKULUM_DAN_TEK_PENDIDIKAN196610191991021-RUDI_SUSILANAKP10a-pengertian_model_pembelajaran_dan
_pola_pembelajaran pdf (diakses pada 12 Oktober 2013 jam
19:30)
[9] Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, teknik: 1.pengetahuan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan
dengan hasil industri (bangunan atau mesin) ,2.cara atau kepandian membuat
seuatu yang berhubungan dengan seni, 3.metode atau sitem mengerjakan sesuatu.
[10] http://wahidmustaqim.blogspot.sg/2014/01/makalah-teknik-pembelajaran.html (di akses pada hari jumat 21-10-2016)
0 komentar:
Posting Komentar