Selasa, 29 November 2016

makalah pengelolaan kelas metode pembelajaran, pola media dan teknik pembelajaran



Pendahuluan
A.    Latar belakang
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengamalannya dalam berinteraksi dengan lingkungan[1]. Belajar bukan sekedar menghafal tetapi juga proses mental yang terjadi dalam diri seseorang. Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan.  
Guru sebagai penyalur ilmu pengetahuan akan mempersiapkan segala sesuatu terkait dengan pembelajarannya kepada perserta didik dari RPP sampai guru berhadapan dengan muridnya. Guru berdiri di dalam kelas dengan metode, tehnik, dan media yang di gunakan dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, sehingga pembelajaran sesuai dengan yang di harapkan yaitu peserta didik bisa memperhatikan dan pelajaran bisa di serap oleh siswa atau peserta didik.
Metode pendidikan[2] yang di persiapkan oleh seorang guru di harapkan mampu menghantarkan sebuah materi di terima ataupun di mengerti oleh peserta didik. Salah satu tolok ukur yang menjadikan materi itu bisa di di mengerti oleh siswa yaitu sebuah metode yang metode ini tergantung dari situasi dan kondisi dan tidak terlepas seorang guru harus menguasai bahan ajar yang akan di sampaikan oleh guru kepada peseta didiknya.
Pola media dalam sebuah pembelajaran pembelajaran yang di persiapkan setelah itu oleh seorang guru  demi terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien, media yang di gunakan oleh seorang guru yang berfungsi sebagai alat untuk mempermudah pemahaman peserta didik tentang apa yang di sampaikan oleh guru. Kata media sendiri berasal dari bahasa latin, yakni medius atau bentuk jamak dari medium yang secara etimologi berarti tengah, perantara, atau pengantar. Secara umum, media dapat diartikan dengan perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Jika media itu banyak, maka sering disebut dengan multimedia. Multimedia yang merupakan kombinasi dari media ini bisa berupa visual, audio, grafik, dan juga informasi berbentuk teks dengan menggunakan teknologi sederhana. Multimedia bukan sekadar sebagai media yang dikumpulkan, namun berupa sejumlah media yang saling melengkapi yang dikombinasikan dan diorganisasikan secara integral dengan memanfaatkan teknologi sebagai sasarannya[3].
Hal  yang di persiapkan selanjutnya oleh seorang guru adalah tehnik pembelajaran ketika berhadapan dengan peserta didik. Tehnik pembelajaran ini akan mempermudah proses pembelajaran di dalam kelas dan akan menghantarkan pemahaman kepada peserta didik sehingga terciptalah pembelajaran yang asyik dan tidak membosankan. ). Teknik merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk peserta didik. Tehnik yang dipilih haruslah sesuai dengan pelajaran yang digunakan dan seirama dengan pendekatan yang digunakan.
Setelah penulis menulusuri melalui media internet dan juga mencari refrensi yang berkenaan dengan judul yang di terima, maka penulis kan menitik beratkan pembahasan kepada metode, pola dan teknik. Penulis membagi tiga pokok pembahsan yang saling terikat dan berkesinambungan saling melengkapi satu sama lain karna memiliki kesamaan dalam bagian-bagiannya da memiliki perbedaan pada aspek-aspek tertentu.


Pembahasan
A.    Metode pembelajaran
1.    Faktor – faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran
Dalam melaksanakan suatu pembelajaran harus diawali dengan kegiatan perencanaan pembelajaran. Perencanaan memiliki fungsi penting agar pembelajaran menjadi lebih terarah. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, banyak aspek yang harus dipertimbangkan oleh guru. Oleh karenanya agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat meraih tujuan yang diharapkan, maka dalam menyusun learning design perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan  pengajarannya  dengan  situasi  yang  dihadapi.  Metode-metode yang digunakan haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa. Namun  metode  yang  bervariasi  ini  tidak  akan  menguntungkan  bila  tidak sesuai  dengan  situasinya.  Baik  tidaknya  suatu  metode  pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran, antara lain:
a.       Siswa atau peserta didik 
Pemilihan suatu metode pembelajaran, harus menyesuaikan tingkatan jenjang pendidikan siswa. Pertimbangan yang menekankan pada perbedaan jenjang pendidikan ini adalah pada kemampuan peserta didik, apakah sudah mampu untuk berpikir abstrak atau belum. Penerapan suatu metode yang sederhana dan yang kompleks tentu sangat berbeda, dan keduanya berkaitan dengan tingkatan kemampuan berpikir dan berperilaku peserta didik pada setiap jenjangnya
Di  ruang  kelas  guru  akan  berhadapan  dengan  sejumlah  anak  dengan  latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam.  Demikian  juga  dengan  jenis  kelamin  serta  postur  tubuh.  Pendek kata dari aspek fisik selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.  Sedangkan  dari  segi  intelektual  pun  sama  ada  perbedaan  yang ditunjukkan  dari  cepat  dan  lambatnya  tanggapan  anak  didik  terhadap rangsangan  yang  diberikan  dalam  kegiatan  belajar  mengajar.  Aspek psikologis  juga  ada  perbedaan  yaitu  adanya  anak  didik  yang  pendiam, terbuka,  dan  lain-lain.  Perbedaan  dari  aspek  yang  disebutkan  di  atas mempengaruhi  pemilihan  dan  penentuan  metode  yang  mana  sebaiknya guru  ambil  untuk  menciptakan  lingkungan  belajar  yang  kreatif  dalam waktu  yang  relatif  lama  demi  tercapainya  tujuan  pengajaran  yang  telah dirumuskan secara operasional. 
b.      Tujuan pembelajaran yang akan dicapai 
Setiap pelaksanaan pembelajaran tentu memiliki tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Penyelenggaraan pembelajaran bertujuan agar pesera didik sebagai warga belajar akan memperoleh pengalaman belajar dan menunjukkan perubahan perilaku, dimana perubahan tersebut bersifat positif dan bertahan lama. Kalimat tersebut dapat dimaknai bahwa pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang tidak hanya akan menambah pengetahuan peserta didik tetapi juga berpengaruh terhadap sikap dan cara pandang peserta didik terhadap realitas kehidupan.
Tujuan  pembelajaran adalah  sasaran yang  dituju  dari  setiap  kegiatan  belajar  mengajar. Hal  ini  dapat  mempengaruhi  penyeleksian  metode  yang  harus  digunakan. Metode  yang  dipilih  guru  harus  sesuai  dengan  taraf  kemampuan  yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Jadi metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. 
c.       Faktor materi pembelajaran
Materi pelajaran memiliki tingkat kedalaman, keluasan, kerumitan yang berbeda-beda. Materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi biasanya menuntut langkah-langkah analisis dalam tataran yang beragam. Analisis bisa hanya pada tataran dangkal, sedang, maupun analisis secara mendalam. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat mampu memberikan arahan praktis untuk mengatasi tingkat kesulitan suatu materi pembelajaran.
d.      Situasi belajar mengajar 
Situasi  belajar  mengajar  yang  diciptakan  guru  tidak  selamanya  sama. Maka  guru  harus  memilih  metode  mengajar  yang  sesuai  dengan  situasi yang diciptakan. Di waktu lain, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan maka guru menciptakan lingkungan belajar secara berkelompok. Jadi situasi yang diciptakan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. 
e.       Fasilitas belajar mengajar 
Fasilitas pembelajaran berfungsi untuk memudahkan proses pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan proses pembelajaran. Bagi sekolah yang telah memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap, ketersediaan fasilitas belajar bukan lagi suatu kendala. Namun demikian tidak semua sekolah memiliki fasilitas pembelajaran dengan standar yang diharapkan. Keadaan tersebut hendaknya tidak menjadi suatu hambatan bagi guru dalam merancang pembelajaran yang tetap mampu menjangkau tujuan pembelajaran. Dalam kondisi tertentu, guru-guru yang memiliki semangat dan komitmen yang kuat tetap mampu menyelenggarakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Fasilitas  merupakan  hal  yang  mempengaruhi  pemilihan  dan  penentuan metode  mengajar.  Fasilitas  adalah  kelengkapan  yang  menunjang  belajar anak  di  sekolah.  Lengkap  tidaknya  fasilitas  belajar  akan  mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
f.       Faktor alokasi waktu pembelajaran.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga harus memperhitungkan ketersediaan waktu. Rancangan belajar yang baik adalah penggunaan alokasi waktu yang dihitung secara terperinci, agar pembelajaran berjalan dengan dinamis, tidak ada waktu terbuang tanpa arti. Kegiatan pembukaan, inti, dan penutup disusun secara sistematis. Dalam kegiatan inti yang meliputi tahap eksplorasi – elaborasi – konfirmasi, mengambil bagian waktu dengan porsi terbesar dibandingkan dengan kegiatan pembuka dan penutup.
g.      Guru. 
Latar  belakang  pendidikan  guru  diakui  mempengaruhi  kompetensi. Kurangnya  penguasaan  terhadap  berbagai  jenis  metode  menjadi  kendala dalam  memilih  dan  menentukan  metode.  Apalagi  belum  memiliki pengalaman  mengajar  yang  memadai.  Tetapi  ada  juga  yang  tepatmemilihnya  namun  dalam  pelaksanaannya  menemui  kendala  disebabkan labilnya  kepribadian  dan  dangkalnya  penguasaan  atas  metode  yang digunakan.
2.    Kriteria  Pemilihan  Metode Pembelajaran
Kriteria pemilihan metode pembelajaran yaitu :
a.       Sifat (karakter) guru.
b.      Tingkat perkembangan intelektual dan sosial anak.
c.       Fasilitas sekolah yang tersedia.
d.      Tingkat Kemampuan Guru.
e.       Sifat dan tujuan materi pelajaran.
f.       Waktu pembelajaran.
g.      Suasana kelas.
h.      Konteks domain tujuan pembelajaran.
Sedangkan  menurut  Slameto  (2003: 98) kriteria  pemilihan  metode pembelajaran adalah:
1.                             Tujuan  pengajaran,  yaitu  tingkah  laku  yang  diharapkan  dapat ditunjukkan siswa setelah proses belajar mengajar. 
2.                             Materi  pengajaran,  yaitu  bahan  yang  disajikan  dalam  pengajaran yang  berupa  fakta  yang  memerlukan  metode  yang  berbeda  dari metode yang dipakai untuk mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah. 
3.                             Besar  kelas (jumlah  kelas),  yaitu  banyaknya  siswa  yang  mengikuti pelajaran  dalam  kelas  yang  bersangkutan.  Kelas  dengan  5-10  orang siswa  memerlukan  metode  pengajaran  yang  berbeda  dibandingkan kelas dengan 50-100 orang siswa. 
4.                             Kemampuan  siswa,  yaitu  kemampuan  siswa  menangkap  dan mengembangkan  bahan  pengajaran  yang  diajarkan.  Hal  ini  banyak tergantung  pada  tingkat  kematangan  siswa  baik  mental,  fisik  dan intelektualnya. 
5.                             Kemampuan  guru,  yaitu  kemampuan  dalam  menggunakan  berbagai jenis metode pengajaran yang optimal. 
6.                             Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran. 
7.                             Waktu  yang  tersedia,  jumlah  waktu  yang  direncanakan  atau dialokasikan   untuk  menyajikan  bahan  pengajaran  yang  sudah ditentukan.  Untuk  materi  yang  banyak  akan  disajikan  dalam  waktu yang  singkat  memerlukan  metode  yang  berbeda  dengan  bahan penyajian  yang  relatif  sedikit  tetapi  waktu  penyajian  yang  relatif cukup banyak. 
Ahmadi  (1997:  53)  mengemukakan  syarat-syarat  yang  harus  diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah: 
a.       Metode  mengajar  harus  dapat  membangkitkan  motif,  minat  atau gairah belajar siswa. 
b.      Metode mengajar  harus  dapat  menjamin  perkembangan  kegiatan kepribadian siswa. 
c.       Metode  mengajar  harus  dapat  memberikan  kesempatan  bagi  siswa untuk mewujudkan hasil karya. 
d.      Metode  mengajar  harus  dapat  merangsang  keinginan  siswa  untuk belajar  lebih  lanjut,  melakukan  eksplorasi  dan  inovasi (pembaharuan). 
e.       Metode  mengajar  harus  dapat  mendidik  murid  dalam  teknik  belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi. 
f.       Metode  mengajar  harus  dapat  meniadakan  penyajian  yang  bersifat verbalitas  dan  menggantinya  dengan  pengalaman  atau  situasi  yang nyata dan bertujuan. 
g.      Metode  mengajar  harus  dapat  menanamkan  dan  mengembangkan nilai  dan  sikap- sikap  utama  yang  diharapkan  dalam  kebiasaan  cara bekerja  yang  baik  dalam  kehidupan  sehari-hari. 
Guru  sebagai  salah satu  sumber  belajar  berkewajiban  menyediakan  lingkungan  belajar yang  kreatif  bagi  kegiatan  belajar  anak  didik  di  kelas.  Salah  satu kegiatan  yang  harus  dilakukan  adalah  melakukan  penentuan  dan pemilihan  metode.  Suatu  metode  yang  digunakan  oleh  guru  untuk mengajar  harus  benar-benar  dikuasai.  Sehingga  pada  saat penggunaannya dapat menciptakan suasana interaksi edukatif. 
Untuk menghindari kejenuhan dan berhentinya minat siswa terhadap pelajaran yang  disampaikan  maka  hendaknya  guru  menggunakan  metode  yang bervariasi.  Bahkan  metode  yang  digunakan  dapat  menumbuhkan  keinginan siswa untuk belajar secara mandiri dengan menggunakan teknik tersendiri. Metode  pembelajaran  yang  diterapkan  guru  hendaknya  dapat  mewujudkan hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berfikir kritis dan kreatif dengan memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  menyampaikan  ide-idenya. Pemilihan  metode  yang  kurang  tepat  dengan  sifat  bahan  dan  tujuan pembelajaran menyebabkan kelas kurang bergairah dan kondisi siswa kurang kreatif.  Sehingga  dengan  penerapan  metode  yang  tepat  dengan  berbagai macam  indikator  tersebut  dapat  meningkatkan  minat  siswa  pada  bahan pelajaran  yang  disampaikan  dan  minat  yang  besar  pada  akhirnya  akan berpengaruh terhadap prestasi yang akan diraihnya[4].
B.     Pola media
Barry Morris yang dikutip dalam bukunya Rusman mengklasifikasikan empat pola[5] pembelajaran yang digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
1.      Pola pembelajaran Tradisional 1
Pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu/bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga. Pola pembelajaran ini tergantung pada kemampuan guru dalam mengingat bahan pembelajaran dan menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa.
Dalam pola pengajaran tradisional ini, pengajar (guru) memegang peran utama dalam menentukan isi dan metode pengajaran, termasuk dalam menilai kemajuan belajar siswa. Guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Dalam pola interaksi edukatif ini, guru kelas mendominasi kegiatan belajar mengajar.
2.      Pola pembelajaran tradisional 2
Pola (guru+alat bantu) dengan siswa. Pada pola pembelajaran ini guru sudah dibantu oleh berbagai bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak.Perkembangan ilmu pengetahuan telah mempengaruhi pola pengajaran, sehingga timbul kecenderungan membakukan masukan atau standarisasi input ke dalam sistem peengajaran.Sementara itu, perkembangan teknologi, khususnya perlengkapan media dan fasilitas pengajaran juga mengalami kemajuan.
3.      Pola pembelajaran guru dan media
Pola(guru)+(media) dengan siswa. Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan keterbatasan guru yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat memanfaatkan berbagai media pembelajaran sebagai sumber belajar yang dapat menggantikan guru dalam pembelajaran, jadi siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai media sebagaii sumber belajar, misalnya dari majalah, modul, siaran radio pembelajaran, televisi pembelajaran, media komputer dan internet. Pola ini merupakan pola pembelajaran bergantian antara guru an medai berinteraksi dengan siswa.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi membawa implikasi meluasnya cakrawala umat manusia dalam ilmu pengetahuan. Generasi saat ini harus lebih banyak belajar daripada generasi masa lalu. Demikian pula generasi yang akan datang juga harus menjadi generasi terdidik yang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.
4.      Pola pembelajaran bermedia
Pola pembelajaran media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan bahan atau materi pembelajaran apa saja yang kemudian bahan tersebut diaplikasikan pada media sebagai seumber belajar siswa yang utama.
Pola pengajaran ini muncul sebagai jawaban akan semakin meningkatnya kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar, baik dari segi jumlah maupun mutu. Munculnya tuntutan profesionalisme tenaga guru yang berkualitas tinggi. Jadi jumlah tenaga pengajar yang tebatas juga turut memberi andil akan hadirnya pola pengajaran ini. Sementara penambahan jumlah tenaga pengajar profesional tidak dapat dilakukan secara kilat. Maka muncul upaya untuk menemukan dan mengembangkan media pengajaran[6].
Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan seperti dibawah ini:
a.       Pola guru- murid: komunikasi sebagai satu arah.
b.      Pola guru-siswa-guru: ada kebalikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antara siswa.  
c.       Pola guru-murid-murid: ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain.
d.      Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid: interaksi optimal antara guru dengan murid, dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi dan multi arah).
e.       Pola melingkar: setiap siswa giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali sebelum semua siswa belum mendapat giliran[7].
Secara opersional penerapan pola pembelajaran akan mempunyai ciri sebagai berikut:
1.      Sarana fisik yang menjadi perantara penyajian informasi.
2.      Sistem intruksional dimana secara fisik tersebut merupakan salah satu komponen yang terpadu.
3.      Adanya serangkaian pilihan yang menghendaki antara lain :
a.       Perubahan fisik dan cara tempat belajar.
b.      Hubungan antara pengajar dan anak didik yang tidak langsung.
c.       Aktifitas anak didik yang lebih mandiri.
d.      Perlunya tenaga pembantu untuk mengajar.
e.       Perubahan peranan dan kecakapan pengajar.
f.       Keluwesan waktu dan tempat belajar[8].
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam:
1.      media Visual
2.      Media Audio
3.      Media Audio-Visual
4.      Media Cetak
5.      Media Objek
6.      Media Elektronik
C.     Teknik pembelajaran
Istilah teknik[9] dalam pembelajaran didefinisikan dengan cara-cara dan alat yang digunakan oleh guru dalam rangka mencapai suatu tujuan, langsung dalam pelaksanaan pelajaran pada waktu itu. Teknik dalam pembelajaran, merupakan penjelasan dan penjabaran suatu metode pembelajaran, maka sudah barang tentu bahwa kutipan definisi teknik tersebut di atas perlu dilengkapi dengan pijakan pada metode tertentu.
Teknik dalam pembelajaran bersifat taktis, dan cenderung bernuansa siasat[10]. Teknik merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk peserta didik. Tehnik yang dipilih haruslah sesuai dengan pelajaran yang digunakan dan seirama dengan pendekatan yang digunakan.
Macam-macam metode, pola, teknik:
1.      Metode Ceramah
2.      Metode Tanya-Jawab
3.      Metode Diskusi
4.      Metode Demonstrasi
5.      Metode Kerja Kelompok
6.      Metode Praktik
7.      Metode Eksperimen
8.      Metode Pemberian Tugas dan Pembacaan (Recitation)
9.      Metode Studi Mandiri
10.  Metode Pembelajaran Terprogram
11.  Metode Latihan Bersama Teman
12.  Metode Simulasi


Kesimpulan
Seperti yang sudah di paparkan dalam pendahuluan bahwasanya dalam 3 bagian pembahasan ini memiliki kesamaan, kesamaannya terletak pada macam-macam nya, bagian-bagiannya karnasemua pembahasan ini menyangkut sebuah cara yang di persiapkan oleh seseorang guru dalam menyampaikan bahan ajar yang sudah di persiapkan. Macam-macam metode, pola dan teknik pembelajaran yang kami temukan dalam refrensi ataupun penulusan dalam mencari bahan dalam makalah kami ini.
            Metode pembelajaran, pola media dan teknik pembelajaran merupakan pembahasan yang memiliki kesamaan dan memiliki perbedaan dalam penitik beratan aspek yang di tonjolkan masing masing pembahasan. Seperti metode menitik bertkan pada pemilihan cara yang pas dalam melakukan sebuah pembelajaran yang di lakukan oleh guru terhadap peserta didik. Sedangkan pola media menitik beratkan pada metode pembelajaran menggunakan sebuah alat atau media demi terlaksananya pembelajaran yang efektif dan efisien yang mempunyai bagian bagian pada yang sudah di sebutkan. Sedangkan teknik lebih kepada siasat dalam meracik metode dengan media yang tersedia dengan meihat kekurangan dan kelebihan masing-masing metode tersebut ketika sudah berada di depan peserta didik untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang baik.


Daftar pustaka
http://www.asikbelajar.com/2015/03/pengertian-jenis-faktor-metode-pembelajaran.html(di akses pada hari jumat 21-10-2016)
Fathurrohman Al-Munawar, Pengembangan Multimedia berbantuan Komputer dalam Pembelajaran Tafsir Al-Qur’an di PTAI, Jurnal Al-Qalam Vol. 01/I/2007..
https://id.wikipedia.org/wiki/Pola(di akses pada hari jumat 21-10-2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknik(di akses pada hari jumat 21-10-2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Metode(di akses pada hari jumat 21-10-2016)
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Bandung, Rosada Karya,2013,
http//httpfile.upi.eduDirektoriFIPJUR_KURIKULUM_DAN_TEK_PENDIDIKAN196610191991021-RUDI_SUSILANAKP10a-pengertian_model_pembelajaran_dan _pola_pembelajaran pdf (diakses pada 12 Oktober 2013 jam 19:30)




[2] Menurut  WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Lihat: http://fitrianahadi.blogspot.sg/2014/12/macam-macam-pola-pembelajaran.html
 Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.  Dalam arti cara yang ditempuh oleh guru dalam menyampaikan bahan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.  metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lihat:  http://www.asikbelajar.com/2015/03/pengertian-jenis-faktor-metode-pembelajaran.html

[3] Fathurrohman Al-Munawar, Pengembangan Multimedia berbantuan Komputer dalam Pembelajaran Tafsir Al-Qur’an di PTAI, Jurnal Al-Qalam Vol. 01/I/2007. hal. 71.
[5] Pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu itu dikatakan memamerkan pola. Liht:  https://id.wikipedia.org/wiki/Pola
[7] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Bandung, Rosada Karya,2013, hlm 272-273
[8] Rudi Susilana, http//httpfile.upi.eduDirektoriFIPJUR_KURIKULUM_DAN_TEK_PENDIDIKAN196610191991021-RUDI_SUSILANAKP10a-pengertian_model_pembelajaran_dan _pola_pembelajaran pdf (diakses pada 12 Oktober 2013 jam 19:30)
[9] Menurut  WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik: 1.pengetahuan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil industri (bangunan atau mesin) ,2.cara atau kepandian membuat seuatu yang berhubungan dengan seni, 3.metode atau sitem mengerjakan sesuatu.

0 komentar:

Posting Komentar