selamat pagi sahabat, bagaimana kabar ni? sudah dua hari ndk nonol2 eheheh, oke tanpa basa basi kita langsung saja.
AL-QUR'AN DAN
IPTEK
AlDakwah.com-
Sebagian orang yang rendah pengetahuan keislamannya
beranggapan bahwa al-Qur'an adalah sekedar kumpulan cerita2 kuno yang tidak
mempunyai manfaat yang signifikan terhadap kehidupan modern, apalagi jika
dikorelasikan dengan kemajuan IPTEK saat ini.
Al-Qur'an menurut mereka cukuplah dibaca untuk sekedar
mendapatkan pahala bacaannya, tidak untuk digali kandungan ilmu didalamnya,
apalagi untuk dapat menjawab permasalahan2 dunia modern dan diterapkan dalam
segala aspek kehidupan, hal itu adalah sesuatu yang nonsense.
Anggapan2 diatas merupakan indikasi bahwa orang tersebut tidak mau berusaha untuk membuka al-Qur'an dan menganalisis kandungan ayat2 nya. Oleh karenanya maka anggapan tersebut adalah sangat keliru dan bertolak belakang dengan semangat al-Qur'an itu sendiri. Bukti2 di bawah ini menunjukkan yang sebaliknya :
Anggapan2 diatas merupakan indikasi bahwa orang tersebut tidak mau berusaha untuk membuka al-Qur'an dan menganalisis kandungan ayat2 nya. Oleh karenanya maka anggapan tersebut adalah sangat keliru dan bertolak belakang dengan semangat al-Qur'an itu sendiri. Bukti2 di bawah ini menunjukkan yang sebaliknya :
1.
Bahwa wahyu yang pertama sekali
diturunkankan oleh Allah SWT kepada Nabi-Nya Muhammad SAW adalah perintah untuk
membaca/belajar (QS 96/1-5) dan menggunakan akal, bukan perintah untuk shalat,
puasa atau dzikrullah. Demikian tinggi hikmah turunnya ayat ini, menunjukkan
perhatian Islam yang besar terhadap ilmu pengetahuan.
2.
Bahwa Allah SWT mengangkat manusia
(Adam as) sebagai khalifah-Nya dimuka bumi dan bukan para malaikat-Nya sebab
adanya ilmu pengetahuan (QS 2/31-33). Yang dengan kelebihan ilmu pengetahuan
itu juga, Allah SWT memuliakan Adam as, sehingga memerintahkan para
malaikat-Nya untuk bersujud kepada Adam as.
3.
Manusia yang memiliki derajat yang
paling tinggi disisi ALLAH SWT, adalah manusia yang memiliki iman dan ilmu (QS
58/11). Karena iman membawa manusia kepada ketinggian di akhirat (fil akhirati
hasanah), dan ilmu membawa manusia kepada ketinggian di dunia (fid dunya
hasanah).
4.
Syarat manusia yang berhak diangkat
menjadi pemimpin dalam Islam ada 2 hal : ilmu yang tinggi dan fisik yang sehat
(QS 2/247). Ini menunjukkan betapa tinggi penghargaan Islam kepada nilai2 ilmu
dan nilai2 kesehatan.
5.
Bahkan Allah SWT melarang manusia untuk
melakukan suatu pekerjaan/ perbuatan tanpa memiliki ilmunya (QS 17/36). Artinya
bahwa Islam sangat menghargai spesialisasi dalam berbagai bidang ilmu dan
menganjurkan ummatnya untuk menjadi seorang yang profesional sesuai dengan bidang
keilmuannya masing2 (menjadi expert dalam bidangnya).
6.
Sejarah menunjukkan, bahwa pada masa
kaum muslimin mempelajari dan melaksanakan ajaran agamanya dengan benar, maka
mereka memimpin dunia dengan pakar2 yang menguasai dalam disiplin ilmunya
masing2, sehingga Baratpun belajar dari mereka (lihat buku III).
Baru dimasa kaum muslimin meninggalkan ajaran agamanya dan tergiur dengan kenikmatan duniawi dan berpaling ke Barat, maka Allah SWT merendahkan dan menghinakan mereka.
Sungguh telah benar Rasulullah SAW yang telah memperingatkan ummatnya akan hal ini, sebagaimana dalam haditsnya :
"Kelak akan datang suatu masa dimana kalian akan menjadi seperti makanan diatas piring yang dihadapi oleh orang2 yang kelaparan. Maka para sahabat ra bertanya : Apakah karena jumlah kita sedikit saat itu ya Rasulullah ? Jawab Nabi SAW : Bahkan jumlah kalian sangat banyak. Tetapi kalian terkena penyakit "wahn"! Tanya para sahabat ra : Apa itu "wahn" ya Rasulullah ? Jawab Nabi SAW : Kalian cinta dunia dan takut mati." (HR )
Baru dimasa kaum muslimin meninggalkan ajaran agamanya dan tergiur dengan kenikmatan duniawi dan berpaling ke Barat, maka Allah SWT merendahkan dan menghinakan mereka.
Sungguh telah benar Rasulullah SAW yang telah memperingatkan ummatnya akan hal ini, sebagaimana dalam haditsnya :
"Kelak akan datang suatu masa dimana kalian akan menjadi seperti makanan diatas piring yang dihadapi oleh orang2 yang kelaparan. Maka para sahabat ra bertanya : Apakah karena jumlah kita sedikit saat itu ya Rasulullah ? Jawab Nabi SAW : Bahkan jumlah kalian sangat banyak. Tetapi kalian terkena penyakit "wahn"! Tanya para sahabat ra : Apa itu "wahn" ya Rasulullah ? Jawab Nabi SAW : Kalian cinta dunia dan takut mati." (HR )
Adapun sistem penurunan ilmu dari Allah SWT kepada manusia
secara ringkas dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
Ilmu dari sisi Allah SWT
|
|
Jalur formal
|
Jalur non formal
|
Melalui
Wahyu
(QS 3/38) |
Melalui
Pemikiran
(QS 90/5) |
Kepada
para Rasul
(QS 42/53) |
Langsung
pada manusia
(QS 2/31, 55/4) |
Ayat
Qauliyyah
(QS 55/1-2, 96/1) |
Ayat
Kauniyyah
(QS 3/190,41/53) |
Fungsi
sebagai pedoman hidup
(QS 3/19,85) |
Fungsi
sebagai sarana hidup
(QS 11/61) |
Kebenarannya
mutlak
(QS 2/147, 41/53) |
Kebenarannya
relatif dan
Akumulatif (QS 10/36) |
Keduanya untuk manusia
Agar beribadah kepada Allah SWT (QS 51/56) |
Gambar-1. Skema Penyederhanaan Alur Penurunan Ilmu dari sisi
Allah SWT kepada Manusia
SUMBER-SUMBER ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam
terhadap ilmu pengetahuan dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin
untuk belajar dan terus belajar, maka Islampun telah mengatur dan menggariskan
kepada ummatnya agar mereka menjadi ummat yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan
dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat, dengan
memberikan bingkai sumber2 pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya sebagai
berikut :
1.
Al-Qur'an
dan as-Sunnah :
Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga tentang kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT melalui berbagai perintah untuk memikirkan ayat-ayat NYA (QS 12/1-3) dan menjadikan Nabi SAW sebagai pemimpin dalam segala hal (QS 33/21).
Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga tentang kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT melalui berbagai perintah untuk memikirkan ayat-ayat NYA (QS 12/1-3) dan menjadikan Nabi SAW sebagai pemimpin dalam segala hal (QS 33/21).
2.
Alam
semesta :
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta (QS 3/190-192) dan mengambil berbagai hukum serta manfaat darinya, diantara ayat2 yang telah dibuktikan oleh pengetahuan modern seperti :
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta (QS 3/190-192) dan mengambil berbagai hukum serta manfaat darinya, diantara ayat2 yang telah dibuktikan oleh pengetahuan modern seperti :
- Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).
- Ayat tentang urutan penciptaan (QS 79/28-30): Kegelapan (nebula dari kumpulan H dan He yang bergerak pelan), è adanya sumber cahaya akibat medan magnetik yang menghasilkan panas radiasi termonuklir (bintang dan matahari) è pembakaran atom H menjadi He lalu menjadi C lalu menjadi O baru terbentuknya benda padat dan logam seperti planet (bumi) è panas turun menimbulkan kondensasi baru membentuk air è baru mengakibatkan adanya kehidupan (tumbuhan).
- Ayat bahwa bintang2 merupakan sumber panas yang tinggi (QS 86/3), matahari sebagai contoh tingkat panasnya mencapai 6000 derajat C.
- Ayat tentang teori ekspansi kosmos (QS 51/47).
- Ayat bahwa planet berada pada sistem tata surya terdekat (sama' ad-dunya) (QS 37/6).
- Ayat yang membedakan antara planet sebagai pemantul cahaya (nur/kaukab) dengan matahari sebagai sumber cahaya (siraj) (QS 71/16).
- Ayat tentang gaya tarik antar planet (QS 55/7).
- Ayat tentang revolusi bumi mengedari matahari (QS 27/88).
- Ayat bahwa matahari dan bulan memiliki waktu orbit yang berbeda2 (QS 55/5) dan garis edar sendiri2 yang tetap (QS 36/40).
- Ayat bahwa bumi ini bulat (kawwara-yukawwiru) dan melakukan rotasi (QS 39/5).
- Ayat tentang tekanan udara rendah di angkasa (QS 6/125).
- Ayat tentang akan sampainya manusia (astronaut) ke ruang angkasa (in bedakan dengan lau) dengan ilmu pengetahuan (sulthan) (QS 55/33).
- Ayat tentang jenis-jenis awan, proses penciptaan hujan es dan salju (QS 24/43).
- Ayat tentang bahwa awal kehidupan dari air (QS 21/30).
- Ayat bahwa angin sebagai mediasi dalam proses penyerbukan (pollen) tumbuhan (QS 15/22).
- Ayat bahwa pada tumbuhan terdapat pasangan bunga jantan (etamine) dan bunga betina (ovules) yang menghasilkan perkawinan (QS 13/3).
- Ayat tentang proses terjadinya air susu yang bermula dari makanan (farts) lalu diserap oleh darah (dam) lalu ke kelenjar air susu (QS 16/66), perlu dicatat bahwa peredaran darah baru ditemukan oleh Harvey 10 abad setelah wafatnya nabi Muhammad SAW.
- Ayat tentang penciptaan manusia dari air mani yang merupakan campuran (QS 76/2), mani merupakan campuran dari 4 kelenjar, testicules (membuat spermatozoid), vesicules seminates (membuat cairan yang bersama mani), prostrate (pemberi warna dan bau), Cooper & Mary (pemberi cairan yang melekat dan lendir).
- Ayat bahwa zyangote dikokohkan tempatnya dalam rahim (QS 22/5), dengan tumbuhnya villis yang seperti akar yang menempel dpada rahim.
- Ayat tentang
proses penciptaan manusia melalui mani (nuthfah) è zygote yang melekat
('alaqah) è segumpal daging/embryo (mudhghah) è dibungkus oleh tulang
dalam misenhyme ('idhama) è tulang tersebut dibalut oleh otot dan daging
(lahma) (QS 23/14).
- 3. Diri manusia :
Allah SWT memerintahkan agar manusia memperhatikan tentang proses penciptaannya, baik secara fisiologis/fisik (QS 86/5) maupun psikologis/jiwa manusia tersebut (QS 91/7-10).
4. Sejarah :
Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyu-Nya melalui lembar2 sejarah (QS 12/111). Jika manusia masih ragu akan kebenaran wahyu-Nya dan akan datangnya hari pembalasan, maka perhatikanlah kaum Nuh, Hud, Shalih, Fir'aun, dan sebagainya, yang kesemuanya keberadaannya dibenarkan dalam sejarah hingga saat ini.
Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyu-Nya melalui lembar2 sejarah (QS 12/111). Jika manusia masih ragu akan kebenaran wahyu-Nya dan akan datangnya hari pembalasan, maka perhatikanlah kaum Nuh, Hud, Shalih, Fir'aun, dan sebagainya, yang kesemuanya keberadaannya dibenarkan dalam sejarah hingga saat ini.
PEMBAGIAN ILMU YANG WAJIB DIPELAJARI
Islam membagi ilmu yang wajib dipelajari ke dalam 2 kelompok,
yaitu :
1.
Fardhu 'ain : Yaitu ilmu yang wajib
dipelajari oleh setiap muslim tanpa kecuali, dimana didalamnya termasuk aqidah,
ibadah, tazkiyyah-nafs, akhlaq, dan lain lain. Jika seorang muslim tidak
mengetahui dan mempelajarinya maka ia berdosa. Mengapa demikian ? Hal ini
dikarenakan ilmu ini harus dimiliki oleh setiap orang agar kehidupan pribadinya
selamat di dunia dan di akhirat, dan agar kehidupan bermasyarakat juga menjadi
terjaga dan berjalan dengan baik.
Pada masa kini, dimana ilmu jenis ini dilalaikan oleh sebagian besar kaum muslimin, maka yang terjadi adalah kekacauan, baik dalam kehidupan individual maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Terjadinya tawuran pelajar, meningkatnya kriminalitas, penyalahgunaan Narkoba, meningkatnya penderita AIDS, dan lain lain menunjukkan hal ini.
Pada masa kini, dimana ilmu jenis ini dilalaikan oleh sebagian besar kaum muslimin, maka yang terjadi adalah kekacauan, baik dalam kehidupan individual maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Terjadinya tawuran pelajar, meningkatnya kriminalitas, penyalahgunaan Narkoba, meningkatnya penderita AIDS, dan lain lain menunjukkan hal ini.
2.
Fardhu kifayah : Yaitu ilmu yang
diwajibkan untuk dipelajari oleh sebagian kaum muslimin sehingga terpenuhinya
kecukupan atau kebutuhan akan ilmu tersebut. Tetapi apabila kecukupan itu tidak
tercapai, maka kaum muslimin menjadi berdosa semuanya. Contohnya adalah ilmu2
alam, sosial, hadits, tafsir, bhs Arab, dan lain lain.
Hal ini sangat sesuai dengan kondisi kebutuhan manusia, karena ilmu jenis ini tidak harus dipelajari oleh semua orang (berbeda dengan kelompok ilmu pertama diatas), melainkan Islam menghargai spesialisasi sesuai dengan disiplin ilmu yang diminati oleh masing2 orang.
Hal ini sangat sesuai dengan kondisi kebutuhan manusia, karena ilmu jenis ini tidak harus dipelajari oleh semua orang (berbeda dengan kelompok ilmu pertama diatas), melainkan Islam menghargai spesialisasi sesuai dengan disiplin ilmu yang diminati oleh masing2 orang.
ARAH
PENGEMBANGAN ILMU
Allah SWT menggariskan secara tegas tentang arah
pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam, sehingga kaum muslimin dalam
kegiatan belajar dan mengajar tidak boleh sama sekali keluar dari garis ini,
yaitu :
1.
Bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari
tersebut haruslah ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (QS 22/65,
16/14, 14/32-34), bukan untuk mendapatkan pujian orang, bukan pula untuk
tujuan2 yang rendah seperti sekedar untuk mencari uang, popularitas, jabatan,
dan sebagainya.
2.
Bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari
tersebut haruslah tidak menimbulkan kerusakan, baik pada diri sendiri, maupun orang
lain dan alam semesta ini (QS 7/56). Segala jenis ilmu yang bertujuan merusak,
membahayakan dan menghancurkan sangat dilarang dalam Islam. Sehingga Nabi SAW
bersabda : "Tidak boleh membahayakan orang lain dan tidak boleh pula
menentang bahaya."
3.
Bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari
tersebut haruslah tidak ada pemisahan/sekularisasi ilmu yang bertujuan
mengkotak2kan antara ilmu dengan agama. Sehingga dalam Islam tidak dikenal
adanya ilmu untuk ilmu, atau seni untuk seni, sehingga bebas dari aturan2 dan
norma2 agama. Semua ilmu, seni, politik, hukum dan semua aspek kehidupan
seorang muslim tidak bisa dan tidak boleh lepas dari tatanan yang telah
digariskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Kalau tidak demikian maka keislamannya
dipertanyakan (QS 4/65).
TANDA-TANDA ILMUWAN MUSLIM (ULIL ALBAB)
Tanda2 seorang ilmuwan yang muslim (cendekiawan
muslim/intelektual Islam) haruslah memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.
Bersungguh2 belajar (QS 3/7). Seorang
muslim sangat menyadari akan hakikat semua aktifitas hidupnya adalah dalam
rangka pengabdiannya kepada Allah SWT, sehingga dirinya haruslah mengoptimalkan
semua potensi yang dimilikinya untuk sebesar2nya digunakan meningkatkan taraf
hidup kaum muslimin.
2.
Berpihak pada kebenaran (QS 5/100).
Seorang muslim sangat menyadari bahwa ilmu yang bermanfaat yang didapatnya itu
kesemuanya dari sisi Allah SWT. Allah-lah yang telah mengajarinya dan
membuatnya bisa mengenal alam semesta ini. Sehingga sebagai konsekuensinya,
maka ia haruslah berpihak kepada kebenaran yang telah diturunkan Allah SWT,
tidak peduli ia harus berhadapan dengan para oportunis, dan tidak peduli
walaupun yang berpihak kepada kebenaran itu sangat sedikit. Karena ia tahu
bahwa saat menghadap Allah SWT kelak, masing2 akan mempertanggungjawabkan
perbuatannya sendiri2 dan Allah SWT tidak akan menyia2-kan setiap perbuatan
walaupun kecil (QS 99/7-8).
3.
Kritis dalam belajar (QS 39/18). Setiap
muslim mengetahui bahwa kebenaran yang terkandung dalam ilmu pengetahuan yang
dipelajarinya bersifat relatif dan tidak tetap. Sehingga ia selalu berusaha
bersifat kritis dan tidak menelan bulat2 apa yang dipelajarinya dari berbagai
ilmu pengetahuan modern tanpa melakukan suatu pengujian dan eksperimen.
Bisa saja suatu saat nanti teori yang saat ini dianggap benar akan ditinggalkan, karena kebenaran teori bersifat akumulatif, sehingga dengan semakin berlalunya waktu maka akan semakin mengalami penyempurnaan. Hal ini berbeda dengan kebenaran al-Qur'an yang bersifat absolut karena ia diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui akan kebenaran.
Bisa saja suatu saat nanti teori yang saat ini dianggap benar akan ditinggalkan, karena kebenaran teori bersifat akumulatif, sehingga dengan semakin berlalunya waktu maka akan semakin mengalami penyempurnaan. Hal ini berbeda dengan kebenaran al-Qur'an yang bersifat absolut karena ia diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui akan kebenaran.
4.
Menyampaikan ilmu (QS 14/52). Sifat
kaum muslimin yang keempat adalah berusaha mengamalkan ilmu yang sudah
didapatnya dengan berusaha menyampaikannya sedapat mungkin kepada orang lain.
Karena pahala ilmu yang telah dipelajari akan menjadi suatu amal yang tidak
pernah putus walaupun ia telah tiada, jika telah menjadi suatu ilmu yang
bermanfaat.
5.
Sangat takut pd Allah SWT (QS 3/173).
Sifat yang kelima dari seorang ilmuwan muslim adalah bahwa dengan semakin
bertambahnya ilmu pengetahuan yang didapatnya maka ia merasa semakin takut
kepada Allah SWT. Hal ini disebabkan karena dengan semakin banyaknya ilmunya,
maka semakin banyak rahasia alam semesta ini yang diketahuinya dan semakin
yakinlah ia akan kebenaran firman Allah SWT dalam kitab-Nya. Bukan sebaliknya,
semakin pandai maka semakin jauh ia kepada Allah SWT.
6.
Bangun diwaktu malam (QS 39/9). Ciri
seorang ilmuwan muslim yang keenam sebagai konsekuensi dari ciri kelima diatas
adalah bahwa dengan semakin yakinnya ia kepada penciptanya maka akan semakin
banyak ia beribadah kepada-Nya dan sebaik2 ibadah adalah ibadah yang dilakukan
diwaktu malam (QS 32/16).
Alhamdu lillaah …
semoga tulisan diatas bermanfaat untuk kita semua. aminnn
sekian
wassalam
0 komentar:
Posting Komentar