selamat pagi sahabat semua. ok kali ini kita akan belajar tentang IQ dan EQ. kedua hal tersebut sebenarnya sangat kita butuhkan. apa sebenarnya IQ dan EQ tu? oke tanpa basa basi kita langsung saja.
Kecerdasan Emosional
Oleh Staff IQEQ
Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang
memiliki tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang tersebut
memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar di banding orang
lain. Pada kenyataannya, ada banyak kasus di mana seseorang yang memiliki
tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi tersisih dari orang lain yang
tingkat kecerdasan intelektualnya lebih rendah. Ternyata IQ (Intelligence
Quotient) yang tinggi tidak menjamin seseorang akan meraih kesuksesan.
Daniel Goleman, seorang profesor dari Universitas
Harvard menjelaskan bahwa ada ukuran/patokan lain yang menentukan tingkat
kesuksesan seseorang. Dalam bukunya yang terkenal, Emotional Intelligence,
membuktikan bahwa tingkat emosional manusia lebih mampu memperlihatkan
kesuksesan seseorang.
Intelligence Quotient (IQ) tidak dapat berkembang. Jika
seseorang terlahir dengan kondisi IQ sedang, maka IQ-nya tidak pernah bisa
bertambah maupun berkurang. Artinya, jika seseorang terlahir dengan kecerdasan
intelektual (IQ) yang cukup, percuma saja dia mencoba dengan segala cara untuk
mendapatkan IQ yang superior (jenius), begitu pula sebaliknya. Tetapi,
Emotional Quotient(EQ) dapat dikembangkan seumur hidup dengan belajar.
Kecerdasan Emosional (EQ) tumbuh seiring pertumbuhan
seseorang sejak lahir hingga meninggal dunia. Pertumbuhan EQ dipengaruhi oleh
lingkungan, keluarga, dan contoh-contoh yang didapat seseorang sejak lahir dari
orang tuanya. Kecerdasan Emosi menyangkut banyak aspek penting, yang agaknya
semakin sulit didapatkan pada manusia modern, yaitu:
- empati (memahami orang lain secara mendalam)
- mengungkapkan dan memahami perasaan
- mengendalikan amarah
- kemandirian
- kemampuan menyesuaikan diri
- disukai
- kemampuan memecahkan masalah antar pribadi ketekunan
- kesetiakawanan
- keramahan
- sikap hormat
Orang tua adalah
seseorang yang pertama kali harus mengajarkan kecerdasan emosi kepada anaknya
dengan memberikan teladan dan contoh yang baik. Agar anak memiliki kecerdasan
emosi yang tinggi, orang tua harus mengajar anaknya untuk :
- membina hubungan persahabatan yang hangat dan harmonis
- bekerja dalam kelompok secara harmonis
- berbicara dan mendengarkan secara efektif
- mencapai prestasi yang lebih tinggi sesuai aturan yang ada (sportif)
- mengatasi masalah dengan teman yang nakal
- berempati pada sesama
- memecahkan masalah
- mengatasi konflik
- membangkitkan rasa humor
- memotivasi diri bila menghadapi saat-saat yang sulit
- menghadapi situasi yang sulit dengan percaya diri
- menjalin keakraban
Jika seseorang
memiliki IQ yang tinggi, ditambah dengan EQ yang tinggi pula, orang tersebut
akan lebih mampu menguasai keadaan, dan merebut setiap peluang yang ada tanpa
membuat masalah yang baru. - steq
Inteligensi dan IQ
Oleh Staff IQEQ
Oleh Staff IQEQ
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan
untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi
lingkungannya secara efektif. secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara
rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung,
melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah
:
Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari
satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai
tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang
diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 - 0,50 dengan ayah dan ibu yang
sebenarnya, dan hanya 0,10 - 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya
bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap
berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
Faktor lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa
sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang
berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak
sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi,
rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga
memegang peranan yang amat penting.
Inteligensi dan IQ
Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ,
padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Arti
inteligensi sudah dijelaskan di depan, sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence
Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.
Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan
seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan
umur mental (Mental Age) dengan umur kronologik (Chronological Age). Bila
kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam
tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada
pada individu seumur dia pada saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh
skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan
IQ. Tetapi kemudian timbul masalah karena setelah otak mencapai kemasakan,
tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi
penurunan kemampuan.
Pengukuran Inteligensi
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon,
2 orang psikolog asal Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai
untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus
(anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon.
Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari
Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya
adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio
(perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini
disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah
diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern,
yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes
Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai
usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes
Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang
ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri
dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari
faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor
Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor
ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa,
dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.
Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan
alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di
mana alat tes tersebut dibuat.
Inteligensi dan Bakat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan
umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan
yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik.
Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi
yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu
setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude.
Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap
kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat
tes inteligensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini
disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang
untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic
Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational
Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic
Aptitude Test adalah tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record
Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau
Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder
Occupational Interest Survey.
Inteligensi dan Kreativitas
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang
inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses
kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak
selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa
kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi,
tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal
itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah
pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas
yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang
cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya
hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.
Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini
terjadi. J. P. Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu
proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan
berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan.
Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang
bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau
kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan
akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan
pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat
berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.
Meningkatkan Daya Konsentrasi
Oleh Staff IQEQ
Oleh Staff IQEQ
Kemampuan berkonsentrasi pasti membawa keberhasilan.
Kemampuan ini menghasilkan penguasaan atas situasi, meningkatkan keefisienan,
dan memungkinkan Anda memecahkan masalah Anda. Milton Wright berkata,
"Ukuran bagi seorang manusia adalah sejauh mana ia dapat berkonsentrasi."
Sebelumnya, Emerson menulis, "Konsentrasi adalah rahasia keberhasilan
dalam politik, perang, perdagangan, singkatnya dalam semua manajemen urusan
manusia."
Bila Anda merasa daya konsentrasi Anda lemah, cobalah
beberapa saran dari Robert J. Lumsden yang dituliskan dalam bukunya 23
Langkah Menuju Sukses dan Prestasi :
- Pertama, lakukan segala yang dapat Anda kerjakan untuk mencegah masuknya gangguan. Belajar di dalam ruang duduk di mana radio atau TV dinyalakan atau orang lain tengah berbicara, tidak akan membantu. Bekerjalah sendiri dan usahakan agar ruangan memiliki ventilasi, penerangan, dan kehangatan yang memadai.
- Sewaktu memulai, tolak godaan untuk bermimpi tentang masa lalu atau masa datang. Jangan biarkan mata Anda menatap berkeliling, tetapi jaga agar tetap menatap ke arah pekerjaan Anda. Anda akan terbantu dengan menuliskan catatan atau menggambar sketsa yang relevan dengan subjek yang Anda hadapi.
- Salah satu musuh dari konsentrasi adalah kebosanan. Perhatian Anda tidak melayang ke mana-mana selama menonton film atau sewaktu membaca novel yang mencekam. Kebosanana mungkin menyelinap masuk apabila Anda bekerja terlalu lama. Oleh karena itu, batasi waktu belajar selama satu jam; kemudian ambil isitrahat selama sepuluh menit dan kerjakan sesuatu yang berbeda.
- Anda akan terbantu dengan menetapkan batas waktu. Berikan diri Anda jumlah kerja yang pantas untuk dikerjakan dalam satu jam, satu minggu, satu bulan. Dengan memberikan tantangan kepada diri Anda, Anda telah mendapatkan bantuan untuk emosi Anda, dan rasa harga diri akan terus mendorong Anda.
- Musuh terakhir dari konsentrasi adalah sikap mengalah. Jangan pernah berpikir negatif seperti - Saya tidak akan pernah menguasainya. Otak Anda lebih mampu dan cakap darpiada yang Anda kira. Jangan takut untuk meregangkannya. Otak akan bangkit karena tuntutan yang lebih berat. Percayalah akan kekuatan Anda sendiri. Hampiri pekerjaan dengan tekad.
Perkembangan Otak (I)
Oleh Staff IQEQ
Oleh Staff IQEQ
Otak adalah organ yang paling penting dalam tubuh
manusia. Organ inilah yang mengontrol seluruh kerja tubuh. Proses pembentukan
sel-sel otak ini hanya terjadi sekali seumur hidup, yakni sejak dari kandungan
hingga usia kurang lebih tiga tahun. Sel-sel otak yang mati tidak dapat
tergantikan oleh sel yang baru.
Setelah sel-sel otak selesai terbentuk, sel-sel tersebut
akan terus bertambah besar dan kompleks dengan jumlah lebih dari 10.000 milyar
sambungan antar sel. Perkembangan sel-sel otak sangat tergantung dari setiap
rangsangan yang diterima, baik rangsangan yang positif maupun negatif dari
sekelilingnya.
Otak manusia terbagi atas 2 bagian, yaitu otak kiri
dan otak kanan. Otak kiri mengatur cara berpikir logis, kemampuan
kognitif, dan menganalisa yang memungkinkan seseorang mempelajari bahasa dan
matematika. Sedangkan otak kanan menghasilkan pikiran-pikiran kreatif dan
artistik, seperti emosi, musik, dan intuisi.
Bagian otak untuk berpikir disebut Korteks atau neokorteks,
adalah jaringan berlipat-lipat yang tebalnya kira-kira 3 mm, yang membungkus hemisfer-hemisfer.
Sementara hemisfer serebral mengendalikan sebagian besar fungsi tubuh
mendasar seperti gerak otot dan pencerapan, korteks memberi makna apa
yang kita lakukan dan cerap. Korteks juga berperan penting dalam
memahami kecerdasan emosional. Korteks memungkinkan kita mempunyai
perasaan tentang perasaan kita sendiri, memahami sesuatu secara mendalam,
menganalisis mengapa kita mengalami perasaan tertentu, dan selanjutnya berbuat
sesuatu untuk mengatasinya.
Bagian otak yang mengurusi emosi adalah sistem Limbik.
Sistem Limbik terletak jauh dalam hemisfer otak besar dan
terutama bertanggungjawab atas pengaturan emosi dan impuls.
Sistem Limbik meliputi :
- Hippocampus, yaitu tempat berlangsungnya proses pembelajaran emosi dan tempat disimpannya ingatan emosi. Di sini terjadi perekaman dan pemaknaan pola persepsi, ingatan naratif, dan mengenali perbedaan makna.
- Amigdala, adalah pusat pengendalian emosi pada otak. Amigdala memproses hal-hal yang berkaitan dengan emosi. Rasa sedih, marah, nafsu, kasih sayang, dan sebagainya bergantung pada Amigdala. Hubungan antara Korteks dan Amigdala inilah yang menentukan kecerdasan emosi (EQ) seseorang.
Pada seseorang
yang cerdas, terdapat banyak komunikasi dan interaksi antara otak kiri dan
kanan. Untuk meningkatkan interaksi tersebut, dibutuhkan rangsangan dari luar
yang ditangkap melalui panca indera. Melalui penelitian diperoleh, bahwa musik
klasik dan musik yang harmonis merupakan rangsangan yang terbaik
bagi perkembangan otak. Saat mendengarkan musik, lirik lagu akan merangsang
otak kiri, dan melodinya akan merangsang otak kanan. Rangsangan yang didapatkan
selama 12 bulan pertama sejak kelahiran, sangat berperan dalam pembentukan dan
perkembangan otak, dibandingkan pada tahun-tahun berikutnya.
Agar otak
berkembang secara sempurna, dibutuhkan nutrisi yang sempurna pula. Asam
Linoleat yang biasa disebut Omega 6, Asam Omega 3, dan DHA
(Docosahexaenoic Acid) adalah beberapa zat yang sangat dibutuhkan oleh otak
untuk perkembangannya, di samping karbohidrat, protein, kalsium, mineral dan
zat-zat penting lainnya. Zat-zat tersebut tidak diproduksi oleh tubuh, sehingga
harus dipenuhi dari makanan yang dimakan oleh Ibu yang mengandung.
Di samping
rangsangan untuk kecerdasan intelektualnya, sejak dini seorang anak harus
dirangsang emosinya secara benar. Bernyanyi dan bermain adalah beberapa hal
yang terbaik untuk merangsang kecerdasan emosi anak. Seiring bertambahnya usia,
anak juga harus diperkenalkan dengan etika, moral dan nilai-nilai
keagamaan. Hal-hal tersebut yang akan menjadi penyeimbang dari perkembangan
IQ dan EQ-nya di kemudian hari.
Perkembangan Otak (II)
Oleh Staff IQEQ
Oleh Staff IQEQ
Periode Awal Perkembangan Otak
Sistem saraf janin dan bayi berbeda dengan orang dewasa,
baik struktur maupun fungsinya. Perkembangan otak janin pada beberapa minggu
sampai 6 bulan pertama kehamilan, sangat pesat karena peningkatan jumlah sel
otak yang menyebabkan kenaikan berat otak.
Pada manusia bagian terbesar dari periode perkembangan
pesat terjadi pada masa post-natal (setelah lahir) yang berlanjut sampai anak
berusia 3 tahun.
Kecepatan berkembangnya otak pada periode ini dapat
diamati dari cepatnya otak bertambah berat yaitu dari 400 gr waktu lahir,
menjadi hampir 3 x lipatnya setelah akhir tahun ketiga.
Perkembangan otak dipengaruhi faktor genetik dan stimulasi
lingkungan baik kwalitas maupun kwantitas, yang hal ini menyebabkan
keanekaragaman individual yang tidak identik. Periode perkembangan cepat dari
otak ini merupakan peluang emas yang tidak boleh dilewatkan.
Spesialisasi Belahan Otak
Pada bayi fungsi kedua belahan (hemisfer) otak
masih sama, hal ini terlihat di mana bayi masih menggunakan kedua belah
tangannya untuk meraih benda. Setelah otak berkembang secara individual maka
fungsi belahan otak kanan dan kiri menjadi berbeda.
Perkembangan ini menyebabkan anak cenderung memakai
tangan tertentu (umumnya kanan) untuk melakukan sesuatu dan anak juga mulai
belajar berbicara, berbahasa dan berhitung. Perkembangan ini menjadi mantap
pada usia 6-8 tahun.
Hemisfer kiri disebut dominan karena belahan ini mengatur
kemampuan berbicara dan berbahasa, membaca, menulis dan berhitung. Cara
berpikir hemisfer kiri bersifat logis, analitik, terarah pada satu persoalan,
langkah demi langkah dan bertindak rasional. Hemisfer kiri sangat diperlukan
untuk menyelesaikan kemampuan akademik di sekolah formal dan sangat berkaitan
dan berperan dalam kecerdasan anak.
Hemisfer kanan berfungsi dalam gaya bahasa berupa
pemberian intonasi, lagu, penekanan kata, dan kalimat. Fungsi utama hemisfer
ini adalah mengatur kewaspadaan, perhatian dan konsentrasi, pengenalan dimensi
ruang dan situasi serta fungsi emosi. Belahan ini berperan penting untuk
mengenali wajah seseorang, apakah dalam keadaan sedih atau gembira dan
menafsirkan kehendak seseorang dari perubahan wajah dan bahasa tubuh. Berkat
fungsi hemisfer kanan seorang pandai di bidang olahraga dan kesenian. Hemisfer
kanan dapat menyebabkan seseorang menjadi produktif dan kreatif dan berperan
dalam sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Pengalaman di luar sekolah
berupa bermain dan rekreasi banyak berperan dalam pengembangan hemisfer kanan.
Proses Lateralisasi
Proses maturasi (kematangan) otak membutuhkan proses
lateralisasi. Perkembangan otak pada anak dimulai dari hemisfer kanan, dimana
sewaktu bayi yang dikenal pertama kali adalah wajah ibunya dan kemudian
berkembang dengan melakukan komunikasi verbal lewat ekspresi wajah (tersenyum)
dan bahasa tubuh.
Hemisfer kanan penting untuk perkembangan bahasa dan
emosi anak dan merupakan dasar perkembangan hemisfer kiri. Proses wicara pada
awalnya dikelola oleh hemisfer kanan, dan sewaktu kurang lebih usia 3 tahun
dimana proses wicara berkembang mejadi lebih kompleks, maka pengelolaan ini
berpindah ke hemisfer kiri.
Pada wanita, lateralisasi umumnya lebih mudah
dibandingkan laki-laki, sehingga maturasi lebih cepat. Sampai usia 8 tahun
kepandaan verbal akan lebih baik dibandingkan kepandaian visiospasial. Oleh
karena itu wanita lebih pandai berbicara dan berbahasa sedangkan laki-laki
lebih unggul dalam matematika. Hal ini juga berlaku untuk fungsi perhatian pada
anak sampa usia 10 tahun. Keadaan ini menyebabkan anak laki-laki cenderung
mempunyai kelainan perkembangan berupa disfasia (kesulitan mengeja), disleksia
(kesulitan membaca), dan GPP (gangguan pemusatan perhatian).
Think Like a Winner
“If you want to get the results that
winners get, You must first think like a winner thinks!“
So how does a winner think? Here is a list of the ten core beliefs that
are unique to all peak performing men and women. Consider each one carefully,
and imagine what your world would begin to look like if you held the same
beliefs and made them a part of your life today.
One :
Winners are not born, they are made
Two :
The dominant force in your existence is the thinking you engage in
Three : You are empowered to create your own reality
Four :
There is some benefit to be had from every adversity
Five :
Each one of your beliefs is a choice
Six :
You are never defeated until you accept defeat as a reality, and decide to stop
trying
Seven : You already possess
the ability to excel in at least one key area of your life
Eight : The only real limitations on what you can
accomplish in your life are those you impose on yourself
Nine
: There can be no great success without great commitment
Ten
: You need the support and cooperation of other people to achieve any
worthwhile goal.
However
you decide to spend your free time in the evenings and on weekends, here are
some ideas on goal for each of the key areas of your life :
1.
1. Personal
Spend
some quiet time alone each days, for a moment of insight is more valuable than
a lifetime of experience. Joseph D. Kennedy, John F. Kennedy’s father, was
asked how he started to become successful. “When I stopped pushing for it, and
went up and sat on the Cape and gave mayself time to think.” Do something for
yourself each day that helps you grow and develop your latent skills. Become
PRO active in your life – do something ! – rather than Reactive. Be selfish
with your time and in the process, become somebody!
2.
2. Spouse.
Your
relationship with your spouse is a separate area of responsibility and should
not be lumped into “family” as is so often done. Plan to have a meaningful
dialogue with your spouse every day. If you are out of town for a few days on
business, always call home and chat. Try to spend one evening a week alone
together, maybe a dinner/movie night on the town. Maintain a dating
relationship throughout your marriage, with little courtesies and surprises
every once in a while. Seek out common areas of interest and see if you can
agree on a major life goal together. If you can, you’ll benefit from mutual
support and each other’s contributions to achieve it.
3.
Family.
Set aside
time every day to spend with each of your children, regardless of their age. Do
activities together as much as you can, even if you think you are too old.
It’ll keep you young ! Form a family council that decides family issues. Let
your children decide how the family will spend some Saturdays and Sundays, even
what to do on annual vacation. Have them actively participate in household
chores, teaching them the basics of running a home. After all, they’ll have to
run one some day.
4.
Career
Learn to
become excellent at what you do. Take pride in your work and encourage it in
others. Regarding each activity, adopt the attitude that if it’s worth doing,
it’s worth doing right. Always go that extra measure, doing a little more than
is expected of you. Be creative. There is nothing like a new idea or a new way
of doing something to make your job more interesting, more fun, and more
fulfilling.
5.
Health
Analyze
your diet to see if what you are consuming is healthy. Eat foods in their
natural state as much as possible. Progressively begin to eliminate white
sugar, white flour, red meat, and processed foods of all kinds from your diet.
Substitute fish, fowl, whole grains, and raw fruits and vegetables. Do thirty
to forty-five minutes of active exercise three to four times a week. Brisk
walking and swimming are among the best forms of exercise for old and young
alike, and they add to both physical and mental health. The advice – from a man who celebrated his 70th
birthday by swimming a mile in Long Beach harbor with both hands and feet tied,
towing seventy boats behind him filled with guests – is plain and simple : take
better care of yourself !
6.
Finances.
Maintain
a detailed record of all your financial affairs. Seek professional guidance
when deciding on any major investment, then rely on your own judgment. Consider
the tax and other advantages of starting your own small business at home. Try
to borrow money only for assets that have the potential to appreciate. Learn to
live on a budget.
7.
Community.
Consider
volunteering your services or joining a club that supports local activities
such as the Rotary Club. You will have the opportunity to serve your community
in any number of ways and learn from the new people you’ll meet.
8.
Spirituality
A great
source of personal strength for many comes from their spiritual beliefs,
whatever religion they practice. Give some thought to this area, for it may
hold the key to putting the rest of your life together. All of the great
religions teach ethics, values, and ideals to live by. If you study them, most
have a common purpose : to live in harmony with yourself and your fellow
humans. Choose your ideals and values with great care and thought. Carl Schurz
(1829-1906), German-born American statesman, once wrote, “Ideals are like stars
: you will not succeed in touching them with your hands, but like the seafaring
man on the desert of waters, you choose them as your guides, and following them
you reach your destiny.” The purpose of self-image psychology is not to make
you something you can never hope to be, but to help you become the person you
are capable of being.
9.
Fellow human beings.
Is there
something you can contribute to enhance the welfare of others ? To give
abundantly is to receive abundantly. You have a fortune to share if only you
would. You have empathy, goodwill, praise , encouragement, and love to give to
your fellow human beings. By giving freely of these things and being
nonjudgmental, you receive these same things in return. In your own way, you
can add value to those you deal with, to your friends, colleagues, and loved
ones. When you build others up and increase their self-esteem, you enable them
in turn to add value to you and others in their environment. Each time you act
to improve the lot of others, you set an example and send forth a tiny ripple
of hope for a better world.
In short there are 11 factors of
success :
- Positive mental attitude
- Total belief in yourself
- Big/challenging goals
- Responsible behavior
- Time management
- Personal Development
- Health
- Creativity
- Service
- Excellence
- Superior human relations
And this is the poem to give you the
inspiration :
Believe in Yourself
Believe in yourself ! You’re
divinely designed
And perfectly made for the work of
mankind
This truth you must cling to through
danger and pain
The heights man has reached you can
also attain
Believe to the very last hour, for
it’s true
That whatever you will you’ve been
gifted to do.
Believe in yourself and step out
unafraid
By misgivings and doubt be not
easily swayed
You’ve the right to succeed, the
precision of skill
Which betokens the great, you can
earn if you will
The wisdom of ages is yours if
you’ll read
But you’ve got to believe in
yourself to succeed
yah cukup sekian pertemuan kali ini semoga bermanfaat, untuk sekarang dan masa depan. aminnnn
wassalam
0 komentar:
Posting Komentar